Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

Banyak Orang Meninggal karena Ular di Jawa Barat, Pakar Ungkap Penyebabnya

- 7 Juli 2019, 20:51 WIB
ULAR kobra/REUTERS
ULAR kobra/REUTERS

BANDUNG, (PR).- Dalam 7 bulan terakhir, terdapat 10 kematian dari 51 kasus gigitan ular berbisa di Jawa Barat. Kelalaian saat memelihara hingga kesalahan penanganan korban akibat penanganan tradisional berdasarkan mitos mengantarkan korban kepada kematian.

“Dari 10 yang meninggal, ternyata 60% di antaranya keeper, yang memelihara. Kami ingin orang yang memelihara punya awareness, apalagi memelihara ular berbisa sekarang sedang jadi tren,” kata Anggota Yayasan Sioux Ular Indonesia Jawa Barat Albiansyah di Bandung, Minggu 7 Juli 2019.

Jenis ular yang paling banyak memakan korban di Jawa Barat adalah kobra dan king kobra. Berdasarkan data, terdapat 3 orang meninggal akibat ular jenis kobra yakni di Bekasi pada Desember 2018 dan Mei 2019, serta di Sukabumi pada Maret 2019.

Sementara 4 korban meninggal akibat terkena gigitan ular jenis king kobra terjadi di Rajamandala pada Februari 2019, Bekasi pada Maret 2019, Sumedang pada April 2019, dan Kiaracondong Bandung pada Juni 2019.

Korban meninggal akibat konflik dengan ular paling banyak terjadi di Kabupaten Sukabumi. Kebanyakan dari mereka merupakan petani.

Meski begitu, data kematian akibat ular berbisa juga banyak ditemukan pada pemelihara atau kolektor ular. Seringkali, pemelihara lalai karena sudah terlalu percaya terhdap ular. Hal itu membuat standar penanganan diabaikan.

“Kategori pemelihara itu ada hobi, ada yang atraksi atau snake show. Sejak ada organisasi, Sioux tidak menyarankan pemeliharaan ular. Namun jika memang tetap ingin merawat ular, diharapkan keeper memenuhi prosedur pemeliharaan,” ujarnya.

Salah penanganan

Berbagai mitos penanganan korban gigitan ular berbisa kerap menjadi pemicu kematian. Ada yang meyakini bahwa kematian bisa dihindari dengan penghentian aliran darah dari titik gigitan dengan mengikat bagian tubuh. Padahal, bisa terjadi pembusukan yang berakibat fatal hingga harus mengamputasi bagian tubuh.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

Pikiran Rakyat Media Network

x