Sebulan Disandera ISIS, Pendeta Marawi Masih Hidup

CNN Indonesia
Senin, 26 Jun 2017 21:55 WIB
Pendeta Katolik yang disandera militan Maute saat bentrokan pecah di Marawi, dilaporkan masih hidup, kendati kondisi kesehatannya tidak diketahui.
Pendeta yang disandera Maute selama satu bulan, dilaporkan masih hidup. (AFP PHOTO / TED ALJIBE)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pendeta Katolik yang disandera militan Maute saat bentrokan pecah di Marawi, sebulan lalu, dilaporkan masih hidup, kendati kondisi kesehatannya tidak diketahui.

Hal tersebut dikonfirmasi militer Filipina yang terus melakukan gempuran guna mendesak militan yang telah berbaiat pada ISIS itu agar menyerah.

Romo Teresito "Chito" Suganob disandera militan Maute bersama sekelompok umat Kristen pada 23 Mei dan hingga kini belum dibebaskan. Pada Minggu (25/6) militer mendapat laporan Romo Suganob masih hidup, dia terlihat di wilayah yang masih dikuasai militan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami tidak mengetahui kondisi kesehatannya secara detail, kami hanya menerima laporan bahwa dia masih hidup,” ujar juru bicara militer Filipina Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera, dikutip AFP.


Herrea menambahkan, selain sang pendeta, mereka juga mendapatkan laporan bahwa terdapat sekitar 100 warga sipil yang disandera militan. Mereka dimanfaatkan kelompok Maute sebagai tameng manusia, pembawa amunisi dan pembawa tandu.

Adapun, usai genjatan senjata selama delapan jam di Hari Raya Idulfitri selesai. Militer Filipina kembali menggempur militan dengan serangan udara dan berondongan senapan mesin   

Baku tembak pun kembali terjadi, kali ini lebih sengit, karena militan secara sengaja membakar rumah penduduk dan melemparkan bom molotov, juga menggunakan tameng manusia untuk memperlambat laju pasukan keamanan.

“Serangan kami terus berlanjut dan lebih agresif untuk membebaskan Marawi [dari militan] sesegera mungkin,” papar Herrera.


Di sisi lain, Herrera juga mengonfirmasi keterlibatan militan asing di Marawi. Pasalnya, ditemukan dua jenazah dari kelompok militan, yang diyakini berasal dari Timur Tengah.

“Umumnya, mereka [militan asing] merupakan ahli bahan peledak. Mereka yang menanam bom di gedung dan rumah,” jelas Herrera, sembari menambahkan terdapat 8 pejuang asing yang tewas dalam bentrokan. Mereka berasal dari Chechnya, Indonesia dan Malaysia.

Lima minggu berlalu, bentrokan belum juga usai dan wilatah selatan Filipina itu masih dalam kondisi darurat militer. Tidak hanya itu, Herrera juga menyebut Isnilon Hapilon, pemimpin ISIS di Filipina, telah melarikan diri dari Marawi.

Sementara salah satu pemimpin Maute, Omarkhayam Maute dan komandan lapangan asal Malaysia, Mahmud Ahmad, tewas dalam bentrokan. Di sisi lain, dua bersaudara Maute lainnya, Abdullah dan Madi, masih hidup.

Keduanya bertemu dengan utusan organisasi perdamaian saat gencatan senjata pada Minggu, guna membicarakan proses pembebasan sandera.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER