Latest Entries »


Ditemani beberapa orang relawan skhola, adik-adik panti yang menjadi sahabat berbagi relawan skhola pada hari ahad tanggal 9 juni 2013 berkunjung ke kebun bibit komunitas Makassar Berkebun setelah sebelumnya menerima undangan untuk menghadirkan beberapa orang adik pembelajar skhola yang juga dirangkaikan acara lomba membuat orang-orangan sawah dari bahan bekas yang telah disiapkan.

Pembelajar Skhola menanaman bibit Cabe

Pembelajar Skhola menanaman bibit Cabe

Bukan hanya kami yang hadir ternyata, ada beberapa komunitas lain juga yang ikut seperti KPAJ, Sokola, JJS dan lain-lain, ikut seru-seruan bersama sambil menanam bibit cabe sesuai tema kegiatan hari itu RED HOT CHILI FARMER. Sangat menyenangkan berkumpul seperti ini dan belajar, terimakasih telah menyiapkan Skhola (baca: waktu luang) untuk kami belajar bertani, Let’s do it again!


Boro, sebuah perkampungan yang berada sekitar 1 jam 30 menit dari arah barat kota Jogajakarta, meninggalkan jejak sejarah bagi Jaringan Pendamping Sekolah. Tepatnya di sebuah area yang mengembangkan budaya untuk pendidikan bernama Dolan Deso menjadi titik awal pembentukan secara utuh jaringan ini. Di deklarasikan sejak Desember 2012 lalu di Pulau Bali, kota Denpasar dengan kesamaan kebutuhan yaitu memandang penting membuat sebuah sampul yang mengaitkan berbagai lembaga yang berkegiatan di sekolah. Usaha memantapkan keberadaan Jaringan ini dilakukan dengan diskusi On line melalui facebook. Hingga kemudian disetujui untuk dilakukan kopi darat pada tanggal 30 Mei 2013 sampai 1 Juni 2013, saat setelah pertemuan evaluasi lokakarya nasional di eDOtel Hotel Yogyakarta.

Pertemuan selama 3 hari ini diharapakan dapat membentuk persepsi yang sama tentang jaringan ini. Penamaan jaringan sudah menjadi jelas yaitu Jaringan Pendamping Sekolah dengan singkatan JPS artinya bahwa mereka baik individu maupun lembaga yang melakukan kegiatan dampingan di sekolah dalam wilayah Indonesia. Jenis dampingan bisa beragam karena dengan itulah akan memperkaya jaringan ini. Hingga kini, keanggotaan JPS terdapat lembaga dengan beragam isu seperti pangan, hak perempuan, integrasi bahan ajar, konservasi, dan lainnya. Skholatanpabatas sendiri memiliki jejak dampingan bersama sekolah. Sejak tahun 2007 mulai melakukan kegiatan di beberapa sekolah baik SMP maupun SMA di Kecamatan Lapri, Bone dengan produk English study club yang menghimpun siswa-siswi dari berbagai sekolah yang ada di kecamatan tersebut. Arah dari dampingan ini adalah kemandirian dan keberlangsungan. Kemandirian dimana anak-anak mampu membuat arah dari kegiatan yang mereka butuhkan sendiri serta keberlangsungan dengan melakukan pergantian pengurus study club setiap tahunnya sehingga ada regenerasi. Bahasa Inggris dijadikan sebagai alat dalam melihat berbagai isu atau aspek baik lingkungan maupun fenomena sosial setempat maupun luar. Selain itu, usaha untuk melakukan pendampingan pada SD dan SMP (satap) Langkeang, Maros menjadi agenda penting dalam tahun 2013 ini bagi Skhola. Integrasi dampingan sekolah dan masyarakat setempat menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah dilakukan. Harapnya, program ini dapat menjadi nyata. Adanya jaringan ini menjadi spirit sendiri untuk segera merealisasikannya.

Penyamaan frekuensi sesama anggota jaringan merupakan hal yang mendasar. Tantangan setelah ini tentu saja akan semakin nyata. Melihat dari berbagai Jaringan yang lain yang kemudian tidak berkembang dan memberi manfaat signifikan terhadap anggotanya. Bagi skholatanpabatas sendiri, keikutsertaan dalam jaringan ini tentu berharap lebih dengan sharing informasi dari lembaga lain ataupun hingga pada kaloborasi kegiatan dengan lembaga lain. Sebagaimana Skholatanpabatas juga siap dalam memberi sumbangsih untuk lembaga lain maupun atas nama jaringan.

Riuh tawa selama kegiatan tidak pudar hanya karena kepentingan sesaat. Canda tawa 3 hari menjadi penguat kita untuk tetap eksis demi sekolah integrasi Indonesia yang jauh lebih baik dengan sentuhan kita. Skholatanpabatas mengucapkan selamat pada Dhani, sang Host yang super duper aktif mengingatkan calon anggota JPS selama diskusi On line hingga pertemuan di Dolan Deso, serta teman-teman dari lembaga lain keep sharing.

Jalan-jalan ke kota daeng, jangan lupa berkunjung ke pantai losari

Bila umur kita panjang, pastikan kita berjumpa lagi

Penulis: Ade Adnan Saleh, Pertemuan JPS 30 mei-1 juni 2013 di Dolan Deso, Kulonprogo, Jogjakarta


Brosur Buku Salam semangat berbagi, sahabat skhola! ^_^ Berhubung karena ada kesalahan teknis, batas pengiriman naskah kisah inspiratif untuk proyek buku Skholatanpabatas Stb, diperpanjang hingga: 30 JUNI 2013. Mohon perhatikan ketentuannya baik-baik sebelum mengirimkan naskah. Ayo segera kirimkan tulisan sahabat, ya! Terima kasih, semangat menulis! ^_^


Cahaya lampu nampak elok dari ketinggian aircraft dan hilang seketika saat besi terbang ini menjauh dari arah kota daeng. Yaa menjauh dan mendekat menuju kota pelajar nan budaya, 1 jam 45 menit jarak tempuh yang dibutuhkan untuk sampai di Adi Sucjipto airport, Yogyakarta. Kedap kedip cahaya lampu mengingatkanku pada bukit bintang, sebuah tempat nongkrong warga kota Jogja khususnya mahasiswa/i.

Dari arah Timur kota Jogjakarta menjadi pilihan tepat melepas penat dengan segala rutinitas akademik kampus. Kira-kira sejam perjalanan untuk sampai bukit ini. Menatap kota Jogja dari ketinggian dengan gemerlap cahaya lampu, memandang pesawat dari kejauhan yang nampak jelas saat lepas dan landas, menerawang angkasa dengan gemerlap bintang dari diatas perbukitan merupakan melodi irama semesta yang tak mungkin terlupakan.

Canda tawa pasangan suam istri/pacaran pun rombongan selalu menghiasai bukit ini. Suasana dingin memang memberi kesempatan muda mudi untuk lebih erat, lagi dan lagi ;), tanpa terasa menggenggam tangan dan saling merangkul nampak mudah ditemukan. Dan tak kalah riang, pengunjung yang datang dengan rombongan lebih memilih melingkar saling merangkul sambil bercerita beragam topik. Masyarakat setempat berhasil mengundang mereka “para pengunjung” dengan stand sederhana sambil menjajakan dagangannya. Ahh bukit bintang, eloknya dikau, kelak kita akan bersua kembali.

Kita lupakan sejenak bukit yang berbintang itu, serius dulu baru mampir kembali ke sana lagi 🙂

Refleksi pertemuan lokakarya nasional Ancol Jakarta, bulan Desember 2012 lalu menjadi jadwal penting membawaku di kota ini. Skholatanpabatas merupakan salah satu lembaga yang diundang untuk terlibat dalam agenda ini bersama beberapa Non Government Organization (NGO) dari pulau Jawa, Sumatera, Papua dan Kalimantan. Agenda penting dari pertemuan ini adalah membahas hasil rekomendasi dari national workshop Ancol dan rencana pembuatan national report ESD. Pertemuan selama 3 hari dengan berlokasi di hotel yang berada di pusat kota Yogyakarta.

Hari pertama membahas tentang refleksi pertemuan lokakarya nasional Ancol. Dari hasil refleksi menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari kegiatan tersebut. Kelebihan dari Lokakarya nasional di Ancol ini kerena mempertemukan beberapa NGO dari berbagai daerah. Selain dari NGO, kegiatan lokakarya tersebut juga diikuti oleh instansi pemerintah baik dari pusat maupun daerah. Masing-masing NGO mengajak dua perwakilan pemerintah dari dinas pendidikan maupun lingkungan hidup. Skholatanpabatas saat itu mengundang perwakilan dinas pendidikan provinsi Sulsel dan salah satu guru dari Langkeang, Maros. Hal ini membuat kegiatan ini menjadi lebih berisi dan bermakna. Adapun yang menjadi bagian evaluasi perbaikan adalah hasil rekomendasi lokakarya yang dirumuskan diakhir pertemuan tidak sampai pada masing-masing lembaga peserta sehingga tidak dapat di tindak lanjuti di pusat maupun daerah.

Untuk memperkuat rekomendasi yang dirumuskan pada national workshop tersebut maka dibuatlah rumusan masing-masing point rekomendasi. Hal ini memungkinkan untuk membahas lebih jauh peranan masing-masing lembaga dan menentukan batas waktu pengawalan rekomendasi. Pembahasan apa dan siapa yang melakukan pengawalan di tingkat pusat dan lokal menjadi penting agar dapat lebih terarah. Usaha dalam mengawal rekomendasi tersebut merupakan bagian dari memperkuat posisi Education for Sustainable Development di Indonesia. Strategi pengawalan rekomendasi ini dilakukan dengan merumuskan lembaga yang berada di pusat dan daerah. Di pusat akan mengawal dengan mengkomunikasikan pada level kementerian dan individu yang fokus pada pendidikan. Di daerah menjadi peranan penting bagi lembaga yang ada di daerah untuk menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah. Hasil dari pertemuan dengan pengambil kebijakan baik pusat maupun daerah ini diharapkan akan membuka ruang pengembangan ESD di Indonesia.

Penekanan pada wilayah kebijakan baik secara global maupun nasional menjadi penting juga dalam pertemuan ini. Menemukan kebijakan yang telah ada pada pemerintah pusat dan daerah dianggap penting bagi NGO agar lebih memudahkan bergerak. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah lain. Kebijakan ini merupakan landasan hukum agar dapat meyakinkan pemerintah baik pusat maupun daerah. Saat ini, selain dari kementerian, juga telah ada beberapa pemerintah lokal yang membuat peraturan daerah (perda).

Selain pemantapan akan pengawalan rekomendasi, pertemuan ini juga memfokuskan pada pembuatan national report Education for Sustainable development. National report ini akan berupa buku. Untuk memudahkan, maka dibuatlah team kerja yang terlibat dalam pembukuan ini. Sebagai titik awal dalam pembuatan ini, maka diharapkan masing-masing lembaga untuk membuat dan mengumpulkan best practice dari kegiatan yang selama ini dilakukan. Kegiatan tersebut nantinya akan di sesuaikan apakah sesuai dengan konsep ESD atau tidak. Pengumpulan best practice berdasar pada konsep ESD ini karena akan menjadi laporan nasional dalam melihat bagaimana perkembangan ESD di Indonesia selama kurang dari sepuluh tahun ini.

Penulis : Ade Adnan Saleh, Workshop ESD Lanjutan di Jogjakarta tanggal 27-29 Mei 2013


Astrit ManeTak  ada yang mampu dilukiskan saat bertemu dengan mereka

Semua membuncah menjadi Satu

Berbaur dalam indah senja yang bersahaja

Tak membuat saya dan teman-teman menyesal bertemu mereka … awal jumpa kami itu teramat luar biasa, berharga… semua itu karena mereka semangat dan ceria mereka

Satu demi satu memulai cerita

Lagu, puisi, games… semuanya nampak bersatu padu.

Antusias membawa haru bahagia dalam diri ini.

View full article »