Apakah Cacat Fisik Menggugurkan Kewajiban Shalat?

Ceramah Bersama 11:21:00 AM
Pertanyaan
Kakak tertua kami mengalami cacat pada tangan dan kakinya, diapun mengalami masalah dalam mengucapkan kata-kata. Dia tidak ingin menikah karena tidak mampu mengelola urusannya, tepatnya urusan pihak lain. Apakah dia tetap wajib shalat dan kewajiban lainnya? Kami ingin mengajarkannya surat Al-Fatihah dan shalat, akan tetapi dia menolaknya dan prakteknya memang sulit mengajarkannya berbicara, apakah dia tetap wajib shalat dan apakah dia memiliki hak waris?

Kewajiban hukum-hukum syariat (di antaranya shalat) dalam syariat Islam dilandasi oleh adanya akal. Jika saudara tersebut orang yang berakal dan cacatnya tidak berpengaruh atas akalnya, maka dia termasuk orang yang terkena beban syariat (mukallaf). Jika mempengaruhi akalnya sehingga dia tidak dapat membedakan (mana yang baik dan mana yang buruk), atau lemah dalam hal itu, seperti anak kecil, maka dia tidak terkena beban dan ketika itu dia tidak wajib shalat.

Jika saudara anda ternyata mukallaf, maka cacatnya dapat menggugurkan sebagian dari kewajiban-kewajiban, yaitu kewajiban yang tidak dapat dia lakukan. Jika ternyata dia tidak mampu shalat berdiri, maka dia dapat shalat dengan duduk. Jika dia tidak dapat membaca Al-Fatihah secara sempurna dan benar, maka dia dapat membacanya semampunya… demikian seterusnya.

Sebagai tambahan, lihat fatwa no. 213606 dan 50058

Disebutkan dalam Al-Mausuah Al-Fiqhiah, 10/79, “

Disebutkan dalam kitab Al-Mausuah Al-Fiqhiyah, 10/79, “Jika orang yang shalat hanya mampu membaca sebagian surat Al-Fatihah, maka ulama dalam mazhab Maliki dan Syafii serta Hambali berpendapat bahwa dia wajib membacanya (yang dia mampu). Dalam hal ini ulama dalam mazhab Syafii memiliki kaidah,

الْمَيْسُورُ لاَ يَسْقُطُ بِالْمَعْسُورِ

“Perkara yang mudah tidak gugur karena adanya perkara yang sulit.”

Maksudnya adalah bahwa ketidakmampuan melakukan seluruh kewajiban tidak menggugurkan sebagian yang mampu dilakukan.

Sedangkan ulama dalam mazhab Hambali memilki kaidah, “Siapa yang mampu atas sebagian ibadah dan apa yang merupakan bagian dari suatu ibadah sedangkan dia adalah ibadah yang disyariatkan, maka dia wajib dilakukan ketika terhalang melakukan seluruhnya, tanpa ada khilaf (perbedaan di kalangan ulama).”

Syekh Ibnu Baz rahimahullah pernah ditanya, “Nenekku hanya sedikit menghafal Al-Quran. Dia keliru membaca surat Al-Fatihah. Sebagian orang di kampung kami berkata, jika kamu tidak hafal surat Al-Fatihah, maka shalatmu tidak sah. Apakah hal itu benar?

 Beliau menjawab, “Shalatnya sah dan dia dimaafkan, Alhamdulillah, Allah berfirman,

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu…” (QS. At-Taghabun: 16)

Selama dia berusaha mengatasinya dan bersungguh-sungguh namun tidak mampu, maka shalatnya sah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada orang yang tidak mampu membaca surat Al-Fatihah, “Hendaknya engkau membaca,

سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله، والله أكبر

“Maha suci Allah, segala pujihanya milik Allah,  tiada tuhan (yang patut disembah) melainkan Allah. Dan Allah Maha Besar.

Jika dia tidak mampu, hendaknya dia mengatasinya. Jika tidak mampu juga, hendaknya dia bertasbih, yaitu membaca

سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله، والله أكبر، ولا حول ولا قوة إلا بالله .

“Maha suci Allah, segala pujihanya milik Allah,  tiada tuhan (yang patut disembah) melainkan Allah. Dan Allah Maha Besar. Tiada daya dan kekuatan melainkan Allah.”

Ditempat membaca surat Al-Fatihah, dan itu sudah cukup. Adapun orang yang sengaja, padahal dia mampu namun sengaja tidak membaca surat Al-Fatihah, maka shalatnya tidak sah. Akan tetapi jika seorang wanita atau laki-laki tak mampu, maka Allah berfirman, “Bertakwalah kalian semampu kalian.” (Fatawa Nurun Alad-Darbi, 8/236-237)

Hendaklah kalian bersungguh-sungguh dalam mengajarkan saudara kalian surat Al-Fatihah dan tata cara shalat. Ajarilah dengan lembut, dia boleh melakukan apa yang mampu dia lakukan. Seandainya dia tak mampu mengucapkan sebagian huruf atau tertukar-tukar, maka tidak mengapa baginya dan shalatnya sah.

Adapun waris, maka dia berhak atas harta waris secara sempurna, masalah akal dan kesehatan fisik bukan syarat untuk mendapatkan warisan. Tapi setiap muslim (dari ahli waris) berhak mendapatkan warisan, walaupun dia gila atau sakit.

Wallahu a’lam.

Kenapa Kita Harus Mebiasakan Mengucapkan "YA DZAL JALALI WAL IKRAM"

Ceramah Bersama 11:17:00 AM
Kenapa Kita Harus Mebiasakan Mengucapkan " YA DZAL JALALI WAL IKRAM" yang artinya Ya Allah ! yang Maha Agung dan Maha Pemurah "? Bahwa disebutkan dalam sebuah riwayat sahih dari Rasulullah SAW, bahawa baginda bersabda; "Biasakanlah melafazkan Ya Dzal Jalali Wal Ikram ( Wahai Tuhan yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan)."



Maksud daripada hadis ini adalah agar kita membiasakan dan memperbanyakkan mengucap lafaz tersebut. Ucapan yang serupa tetapi memilih nilai yang lebih besar adalah: "Ya Hayyu,Ya Qayyum (Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Yang Terus Menerus mengurus makhluknya)." Ada yang mengatakan bahawa lafaz "Ya Dzal Jalali Wal Ikram" merupakan nama yang paling agung bagi Allah, Tuhan semesta alam. Oleh kerana itu, sudah sepatutnya bagi seorang hamba untuk menyeru,memanggil dan berdoa kepada Allah dengan lafaz itu agar diberi kemudahan, kemenangan dan kebahagiaan.

(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan Nya bagimu...... (al-Anfal;ayat 9)

Dalam kehidupan seorang muslim hanya ada 3 hari yang seakan-akan ketiga-tiga hari itu adalah hari raya baginya; iaitu:-

1. Hari ketika ia menunaikan solat fardhu secara berjemaah, dan ketika ia tidak melakukan kemaksiatan;
2. Hari ketika ia bertaubat dari segala dosa, ketika melepaskan diri dari belenggu maksiat, dan ketika kembali mentaati Tuhannya; dan
3. Hari ketika dia menemui Tuhannya dengan akhir perjalanan yang baik (husnul khatimah) dan amal yang diterima di sisi Allah.

Allah adalah satu2nya Penolong..
Jadikanlah " Hasbunallah wa ni'mal wakil" syiar dan semboyan yang selalu menyelimuti langkah hidup kita.

itu tadi merupakan penjelasan tentang membiasakan menggucapatkan " YA DZAL JALALI WAL IKRAM" semoga bermanfaat.

Sumber: Buku La Tahzan oleh Dr 'Aidh bin 'Abdullah Al-Qarni.

Para Anak Punk Belajar Membaca Al-Quran

Ceramah Bersama 10:05:00 AM
Ada beberapa puluhan anak-anak duduk rapi melingkar. Mereka dipandu oleh seorang guru, ia terbata-bata saat membaca huruf hijaiyah dari Buku Iqra’ "Cara Cepat Belajar Membaca Al-Quran" karya dari K.H. As’ad Humam (pengasuh Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushola Kota Gede Yogyakarta).


Kegiatan ini bukan seperti biasanya di masjid atau Taman Pendidikan al-Quran (TPA), akan tetapi kegiatan ini dilakukan di Kolong Jembatan, depan Stasiun Tebet, Jakarta.  Mereka adalah anak-anak  punk dan pengamen jalanan Ibu Kota Jakarta.

Tanpa risih atau malu mereka nampak bersemangat saat mengikuti kegiatan tersebut, sebagian anak-anak yang tubuhnya penuh tato atau bertindik itu memulai belajar membaca Al-Quran dipandu Halim Ambiya, pendiri komunitas Tasawuf Underground (TU).


Pertemuan Pengajian yang bernama "Undergoround" ini masih Perdana, InsyaAllah akan diadakan setiap Jumat dari Jam 14.00 sampai jam 17.00. (di belakang Statiun Tebet). “Pengajian di Tebet ini  baru berjalan 2 minggu, InsyaAllah nanti akan rutin,” kata Halim.

Ide terbentuknya dari pengajian di kolong jembatan, di dekat Stasiun Tebet Jakarta ini, tidak terjadi tiba-tiba. Menurut salah satu anak jalanan yang ikut kegiatan ini, kisah pengajian ini bermula dari kegalaulan dan kerisauan  anak anak punk dan anak jalanan.

“Kami risau tentang kehidupan, terutaman adik-adik  anak jalanan yang masih belia, yang sebagian besar bekerja menjadi pengamen di angkot,” ujar Sapta (bukan nama sebenarnya). Karena itulah, Sapta  ingin adik adik mereka ada yang ngajari agama dan mengaji sebagai bekal hidupnya.

Dalam pertemuan perdana, ada sekitar 20 anak, antara usia SD, hingga SMA. Selain mengaji diawali tausyiah, sharing (berbagi cerita) dan tanya jawab seputar agama. Juga hadiah buku bagi yang bisa menjawab pertanyaan.

Halim Ambiya mengaku baru 3 tahun memulai membina anak jalanan dan anak punk di wilayah  Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek).Sampai saat ini,  ada sekitar 80 ‘anak terbimbing’, termasuk di Tebet.  Jumlah itu termasuk anak jalanan dan anak punk.

“Bentuknya selain pengajian, ada pembinaan, kursus-kursus ketrampilan seperti sablon dan pelatihan untuk menjadi mandiri,” ujarnya. Terkait perbedaan anak jalanan dan anak punk, Halim menjelaskan, bahwa anak punk, biasnya berangkat karena ideologi musik dan life style. Sementara anak jalanan biasanya anak pengamen dan bekerja di rimba kota.

Dengan komunitas TU ini, ia berharap bisa menjemput mereka, karena menurutnya,  mereka tidak mungkin dan selama ini belum tersentuh oleh mimbar-mimbar masjid.

Meski tiga tahun amal ini dilakukan, ia mengaku mengalami suka-duka dan ikut merasakan bagaimana mereka hidup di jalanan. Halim bahkan mencerutakan pernah menemui sendiri kehidupan anak-anak jalanan yang belum banyak diketahui masyarakat umum.

“Bahkan tadinya ada yang beranak-pinak di kolong jembatan, tapi sekarang sudah tidak,” ujarnya.

Dengan adanya pertemuan dan pengajian, sebagaian  sudah berhasil dan kembali ke rumah.

“Yang yang tadinya mentato tubuh, dialihkan kerja sablon dan usaha usaha digital. Ada juga yang bekerja di barista, jualan kopi,” tambahnya.

Target Halim sendiri tidak muluk-muluk. Ia hanya ingin mengenalkan mereka dengan Allah Subhanahu Wata’ala, bisa hidup survive sebagaimana layaknya orang umum, tidak bukan terus terusan di hidup di kolong jembatan dan untuk mengenalkan mereka ‘jalan pulang’ (kembali pada keluarga).

“Menjemput dan merangkul mereka. Berusaha untuk bersahabat dengan anak-anak punk dan jalanan. Lalu, membuka peta untukmenawarkan mereka jalan pulang,” ujar Halim.

Hukum Tidak Membaca Doa Setelah Wudhu Di Kamar Mandi Ada WC nya

Ceramah Bersama 10:05:00 AM
Setelah selesai berwudhu kita disunahkan untuk membaca doa sambil menghadap ke arah kiblat dengan mengangkat kedua belah tangan. Terus Bagaimana jika wudhu dilakukan dikamar mandi yang ada WC-nya?  hendaknya dilakukan diluar kamar mandi tersebut. Hukum doa sesudah Wudhu adalah sunah, meskipun hukumnya sunah alangkah lebih baik kita mengamalkannya.

Apakah Boleh Baca Doa Setelah Wudhu Di Kamar Mandi

Seberapa Pentingnya Doa Sesudah Wudhu?
Barang siapa yang di akhir wudhu syahadat dan doa tersebut, maka akan dijamin masuk surga dengan delapan pintu yang disediakan untuknya, terserah mau masuk surga melalui pintu mana yang disukainya (HR. Muslim, Ahmad, Tarmidzi)

Sementara itu, banyak kita temui keluarga yang tidak memiliki tempat khusus wudhu di rumahnya. Sehingga mereka berwudhu di kamar mandi yang ada klosetnya. Lalu bagaimana hukumnya membaca doa usai wudhu di kamar mandi, yang jelas tidak boleh ada lafal suci diucapkan dikamar mandi yang ada WC nya?

Persoalan ini tentunya menjadi pembahasan para ulama tempo dulu. Pendapat mereka dapat dijumpai dalam kitab Al Mawsu’atul Fiqhiyyah, yang merupakan eksiklopedia fikih. 

” Ibnu ‘Abidin mengatakan, andaikan seorang berwudhu di kamar kecil, apakah dianjurkan baginya membaca bismillah dan kesunahan lainnya dari membaca doa wudhu demi menjaga kesunahan atau meninggalkannya mengingat tempatnya? Menurut Ibnu ‘Abidin, pendapat yang jelas adalah meninggalkan kesunahan karena kebanyakan ulama lebih memprioritaskan larangan dari perintah. Hal ini sesuai dengan pendapat ulama dari Mazhab Hanbali yang mengatakan bismillah wajib dalam wudhu’, sementara tetap berdzikir di dalam hati tidak dimakruhkan. Dan menurut ulama madzhab Maliki dimakruhkan zikir di kamar kecil.”

Berdasarkan pendapat di atas, sangat dianjurkan untuk tidak membaca doa usai wudhu di kamar mandi dan memang di sunnahkan. Ini untuk menghormati kesucian dari lafal doa tersebut. Sementara demi mengejar keutamaan sunah dalam wudhu, dianjurkan untuk membaca lafal doa setelah keluar dari kamar mandi agar terhindar dari hadas kecil dan hadas besar.

Doa Sesudah Wudhu

Lafaz doa sesudah Wudhu sebagai berikut:

أَشْهَدُ اَنْ لاَإِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ

اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَوَجْعَلْنَيْ مِن عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

Latinnya:
“Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuluh. Allahumma j’alnii minat-tawwabiina, waj’alnii minal-mutathahiriina waj’alnii min ‘ibaadikash-shalihin.”

Artinya:
“Aku bersaksi Tiada Tuhan melainkan Allah Yang Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamb-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli tobat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Demikian pembahasan tentang Apakah Boleh Baca Doa Setelah Wudhu Di Kamar Mandi, semoga bermanfatat bagi kita semua. Dan selalu menjaga kebersihan saat wudhu.

Sejarah Raja Namrud

Ceramah Bersama 9:33:00 AM
Akuislam.id - Raja Namrud (hidup sekitar tahun 2275 SM-1943 SM) juga disebut eja Namrudz bin Kan'aan  adalah salah satu seorang Raja yang memerintah Mesopotamia kuno (kini dikenal negara Irak). Ia memiliki gelar "a mighty hunter" yang berarti "pemburu yang hebat" atau "pemburu yang perkasa" , karena kehebatannya dalam berburu. Nama lengkapnya adalah Namrudz bin Kan'aan bin Kush bin Ham bin Nuh (Nuh as) atau juga beberapa pendapat (Raja Namrud bin Kush bin Ham bin Nuh). Selain itu beliau diberi gelar Dewa Bacchus atau Dewa Anggur dan Dewa Matahari. Namrudz sendiri merupakan kata jamak yang memiliki pengertian "Mari memberontak". Namanya tercatat dalam Taurat, Injil dan kisah-kisah Islam.


Sisa peninggalan Raja Namrud yang dapat ditemui berada terletak di Gunung Namrudz, sekitar 150 km dari kota Adiyaman. Adiyaman terletak 1220 km dari Istanbul. Sebelum ini Gunung Namrudz dapat ditemukan di Abul Gharah, Iraq, tempat Namrudz dan rakyatnya menyembah Dewa Nabu yang mereka anggap sebagai anak dari Marduk. Gunung Namrudz yang mencapai ketinggian 2100 m, terletak di Banda Antitorus. Kawasan ini pada masa lalu termasuk dalam wilayah kekuasaan Babilonia.

Pada zamannya, Namrudz merupakan seorang raja yang cerdas, namun kecerdasannya itu membuatnya bersikap sombong dan takabur dan sehingga ia mengaku menjadi atheis atau sebagai Tuhan dan usahanya selalu mendapatkan tantangan hebat dari Nabi Ibrahim AS. Namanya terkenal karena usahanya sebagai pendiri Menara Babel. Menurut Alkitab pemerintah termasuk Babel, Erech, Accad, dan Calneh, di tanah Shinar, yang juga dikenal sebagai tanah Namrud.

Sejarah Awal
Ayah Namrud adalah Kush yaitu cucu Nabi Nuh as, sedangkan ibunya adalah Semiramis. Ibunya pada usia remaja telah menikah dengan ayahnya. Konon, sehari setelah berhubungan kelamin dengan Semiramis, ayahnya meninggal dunia. Oleh karena itu, saat Namrud lahir ia tidak mempunyai ayah. Ibunya adalah seorang wanita yang cantik dan bijaksana. Setelah ia lahir, konon dia tidak pernah disentuh oleh manusia dan Namrudz dianggap anak yang suci. Ini telah menambah keyakinan Namrud bahwa ia adalah anak tuhan. Ketika ia dewasa, ia menjadi seorang yang tampan dan ibunya cemburu dengan teman wanitanya. Karena itu, Semiramis menikah dengan Namrud yaitu anaknya sendiri.

Pencapaian Raja Namrud
Raja Namrud telah dianugerahi dengan daya intelektual yang tinggi dan menjadi ahli dalam berbagai bidang seperti seni desain, matematika dan ilmu falak. Dia telah menemukan sistem sexagesimal yang membagi lingkaran ke 360 derajat, satu jam ke 60 menit dan 1 menit ke 60 detik. Selain itu dia menetapkan bahwa satu hari dibagi menjadi 24 jam setiap jam ke 60 menit dan 1 menit ke 60 detik. Menurut dia hari dimulai pada waktu tengah malam dan bukannya pada waktu matahari terbenam seperti yang dipercaya oleh kaum sebelumnya.

Disamping itu, Namrud mahir dalam perhitungan matematika dalam konstruksi bangunan-bangunan besar, jembatan, kuil, istana dan bendungan. Antara lain kontribusinya adalah konstruksi sistem saluran irigasi di lembah Tigris dan Euphrates. Dialah orang pertama yang menggunakan batu-bata dari tanah liat yang dibakar (burnt clay) sebagai bahan bangunan. Bahkan Namrud terkenal sebagai arsitek Menara Babel yaitu bangunan pencakar langit yang pertama di dunia.

Sayangnya sebagai seorang ateis, dia telah menyalahgunakan kemampuan itu untuk menyesatkan rakyatnya. Antara lain menggunakan ilmu falak untuk menciptakan berbagai sistem meramal nasib seperti horoskop dan meramal nasib palmistry. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak perlu Tuhan karena manusia mampu memprediksi dan mengubah nasibnya dengan sendiri. Selain itu, ia membangun banyak bangunan dan berhala yang megah dan indah agar manusia kagum dengan kehebatan ciptaannya sendiri. Menara Babel yang berarti "Pintu Gerbang yang Sempurna" merupakan kuil dimana pendeta-pendeta memuji Namrud. Tujuannya dibangun adalah untuk menaikkan sebuah bangunan yang mampu mencapai kayangan. Menurut buku "Sejarah Para Rasul dan Raja" pada abad ke-9 oleh ahli sejarah Islam terkenal al-Tabari, menara tersebut telah dihancurkan oleh Allah. Awalnya para pendahulunya menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Suryani, tetapi ia memecahnya ke 72 bahasa yang berbeda. Akibatnya mereka tidak dapat berkomunikasi satu sama lain dan tidak dapat melanjutkan pembangunan menara tersebut.

Ia juga sangat meminati ilmu sihir dan menggunakannya untuk mempengaruhi pikiran rakyatnya. Konon, dia mempelajari ilmu tersebut dari dua malaikat Harut dan Marut yang pernah disebut dalam Al-Quran. Selain itu, Namrud telah memulai suatu era yang baru dimana manusia memandang rendah pada tuhan. Rakyatnya tidak dianjurkan untuk melakukan kebaikan demi tuhan, karena baginya tuhan yang ghaib adalah lemah. Oleh itu orang-orang dibawah pemerintahannya bisa mengikuti nafsu manusia seperti berpesta, seks bebas, arak dan segala kemungkaran yang lain. Oleh karena itu, Namrud diberi gelar Bacchus atau Dewa Anggur karena ia 'mabuk' dengan keduniaan. Ia juga mengklaim dirinya Tuhan karena, sebagai seorang manusia dia merasa lebih tahu tentang kelemahan manusia lain dibandingkan Tuhan yang jauh terpisah dari makhluknya sendiri.
Kedatangan Nabi Ibrahim AS

Pada satu malam Raja Namrud bermimpi melihat bintang yang terbit dari barat. Semakin tinggi ia naik, semakin terang bintang itu bersinar. Sehingga ia sampai ke zenith dimana ia menerangi seluruh alam semesta. Setelah terbangun Raja Namrudpun memanggil penasihatnya dan menceritakan mimpinya tersebut. Penasehat itu memberitahu bahwa ada beberapa tafsiran untuk mimpinya itu.
Tafsiran mimpi tersebut antara lain:

  • akan lahir seorang anak dalam setahun.
  • anak itu akan dilahirkan di Faddam A'ram.
  • anak itu akan menjadi penghancur batu berhala.
  • anak itu akan membuktikan kepalsuan Raja Namrud.
  • anak itu akan menyebarkan agama bahwa tuhan yang esa ada dan darinya akan lahir keturunan-keturunan para nabi dan aulia.
  • Nabi terakhir dari keturunan ini akan membawa agama yang ibarat bintang di zenith yaitu menyinari seluruh alam semesta.
  • akibat anak ini Raja Namrud akan mati secara dasyhat.

Menurut cerita lainnya, Namrud bermimpi melihat seorang anak melompat dan masuk ke kamarnya, kemudian merampas mahkota yang dipakainya, lalu menghancurkannya.
Setelah mendengar berita ini Namrud menjadi gelisah. dia sadar bahwa anak ini akan membawa pada kejatuhannya. Dengan segera Raja Namrud mengirim bala tentaranya ke Faddam A'ram. Penduduk lelakinya telah dipisahkan dari istri-istri mereka. Wanita-wanita yang mengandung dibunuh. Raja Namrud juga mengeluarkan perintah bahwa siapa yang melahirkan anak akan dibunuh bersama anaknya. Setelah satu tahun ia mendapat pertanda bahwa anak itu akan dilahirkan. Ia mencurigai Azaar yaitu orang yang paling dipercayainya karena Azaar pernah diizinkan untuk memasuki kota tersebut. Meskipun begitu, Azaar menampiknya dan istrinya juga tidak menunjukkan tanda-tanda hamil. Namun, ia tidak mempercayainya dan menugaskan seorang tentara untuk menjaga istri Azaar. Setahun telah berlalu dan tentara Namrud telah dikeluarkan dari kota Faddam A'ram.

Kematian Raja Namrud
Alkitab Injil tidak pernah menyatakan tentang pertemuan antara Raja Namrud dengan Nabi Ibrahim AS Bahkan ada jurang tujuh generasi antara mereka berdua, Namrud sebagai cicit Nabi Nuh AS, sedangkan Ibrahim sepuluh generasi setelah Nuh. (Genesis 10,11).

Namun Taurat dan al-Quran menggambarkan peperangan antara Raja Namrud dengan Nabi Ibrahim AS sebagai satu konfrontasi hebat antara kebaikan dan kejahatan atau lebih spesifik lagi Monoteisme melawan thaghut dan Penyembahan Berhala. Namun menurut sumber Yahudi, Raja Namrud sempat bertaubat sebelum ia meninggal dunia. Tetapi muslim mempercayai bahwa ia tetap dengan pendiriannya sebagai Tuhan sampai keakhir hayatnya.

Allah menurunkan ribuan nyamuk atau serangga yang halus. Senjata buatan manusia yang paling hebatpun tidak mampu menepis serangan makhluk yang kecil ini. Dalam beberapa menit mereka telah menembus kulit tentara Raja Namrud dan membunuh mereka dengan dahsyat sekali. Namun ia berhasil melarikan diri tetapi nyamuk itu telah masuk keotaknya. Konon, selama empat puluh hari dan empat puluh malam, ia tersiksa karena otaknya ditusuk oleh nyamuk itu. Dalam waktu tersebut, Nabi Ibrahim sering mengunjungi dan memberi dakwah kepada beliau. Namun beliau tetap mengklaim dirinya Tuhan. 

Akhirnya beliau memanggil orang suruhannya untuk mengambil sebatang besi yang besar untuk memukul kepalanya agar sakitnya hilang. Setelah beberapa menit kepalanya dipukul, beliau memerintahkan orang suruhannya untuk memberikan pukulan yang paling kuat dan ini telah membawa kepada kematian Raja Namrud yang lalim itu. Kemudian nyamuk tersebut merangkak keluar dari telinga beliau. Maka berakhirlah kehidupan seorang raja takabur yang mati akibat serangan nyamuk yang kecil.

Sejarah Tentang Pemberian Tanda Baca Pada Al-Quran (Dhabtil Quran)

Ceramah Bersama 3:24:00 AM
Akuislam.id - Perlu kamu ketahui jika sebenarnya model penulisan atau tulisan Al-Quran pada masa dulu berbdeda dengan yang kita lihat pada masa sekarang. Al-Quran sudah melewati berbagai masa dan waktu yang panjang hingga seperti yang ada pada masa kini. Sebelumnya Al-Quran jauh sangat berbeda. Bayangkan saja dimasa silam Al-Quran tidak memiliki baris seperti arab gundul. Tidak hanya itu saja, ketika itu titik pada huruf juga belum ada, sehingga sulit membedakan mana ba, ta, tsa, kha, ja, da, dza, za, sya, fa, qaf  dan sebagainya.

Dahulu Al-Quran tanpa titik dan baris
Perlu kalian ketahui bahwa bangsa Arab dahulunya terkenal dengan tradisi menghafalnya. Mereka terkenal dengan kemapuan menghafal yang sangat kuat, sehingga proses menulis adalah suatu hal yang langka, itupula yang menyebabkan kertas dimasa itu bukan hal yang sering dijumpai sehai-hari.

Salah satu sahabat yang pandai menulis adalah Zaid bin Tsabit yang digelari sang sekretaris Rasul SAW. Sedangkan dikalangan wanita dikenal Asy-Syifa' binti Abdullah sebagai sahabiyah yang pandai menulis sehingga dijuluki gurunya wanita.

Pada masa itu karena langkanya kertas, wahyu ditulis diatas benda-benda tertentu seperti pelepah, batu, kayu, tulang dan sebagainya. Artinya Al-Quran sudah tertulis dalam model tulisan yang masyhur pada masa itu, jauh dari penambahan titik dan baris. Pasalnya, walaupun tanpa baris dan titik itu tidak menjadi masalah bagi bangsa Arab untuk membacanya. Nah, penjagaan Al-Quran ketika itu ada dua, yaitu fis sudur (hafalan) dan fis sutur (tulisan).

Pengumpulan Al-Quran baik sumbernya dari hafalan dan tulisan sudah terjadi sejak masa Abu Bakar As-Shiddiq hingga berakhir pada masa Utsman. Hingga akhirnya kekuasaan Islam meluas sampai ke kawasan-kawasan non-arab termasuk daerah Azerbaijan.

Disinilah bermula masalah, disaat banyak orang non-arab yang kesulitan membaca tulisan Al-Quran pada masa itu. Maka Utsman melakukan perbaikan tulisan kembali setelah menerima laporan dari Hadzaifah bin Yaman dimana orang Syria berselisih dan saling mengkafirkan dengan orang Iraq karena perbedaan cara baca Al-Quran. Penyeragaman kemudian dilakukan atas perintan Utsman oleh sebuah panitia khusus yang terdiri dari Zaid bin Thabit sebagai ketua, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin Al-Asi dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam. Selanjutnya Sa'id bertugas sebagai pendekte dan Zaid yang menuliskan.

Dari kepanitiaan ini dibuatkan 6 mushaf yang sudah siap ditulis dan sudah mengkomodir ke semua qiraah sahihnya. Ke-6 mushaf ini disebut dengan mushaf Imam atau mushaf Utsmani dan dibagikan masing-masing ke Makkah, Madinah, Kuffah, Basrah, Syam dan satunya lagi ditinggal bersama Utsman. Ilmu yang membahas mengenai penulisan ini disebut dengan Ilmu Rasm Al-Quran.

Berjalannya waktu pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan kekuasaan umat Muslim semakin meluas. Sehingga banyak orang non-arab berbaur dengan orang Arab, akibatnya bahasa Arab menjadi rusak dan membaur dengan bahasa lain. Saat 'Ubaydillah bin Ziyad berjumpa untuk mengahadapi Mu'awiyah, ia mendapati bahwa banyak tata bahasa 'Ubaydillah yang rusak. Melihat fenomena ini Mu'awiyah kemudian mengirimkan surat kepada Ziyad dan mengecamnya karena membiarkan anaknya bertutur bahasa tidak sesuai kaidah.

Ziyad bin Abihi yang juga gubernur Basrah kemudian segera mendatangi Abu Aswad Al-Duali untuk memintanya menyusun dasar-dasar suatu  ilmu yang bisa memperbaiki kerusakan bahasa dan meng-’irab-kan kitabullah.

Abu Aswad Ad-Duali adalah muridnya Ali bin Abi Thalib yang juga peletak pertama dasar-dasar ilmu Nahwu.

Namun dengan beberapa hal tertentu Abu Aswad menolak permintaan Ziyad. Namun Ziyad tidak habis akal, untuk memperoleh niat baiknya itu ia membuat strategi untuk membujuk Abu Aswad.

Akhirnya Ziyad menyuruh seorang laki-laki duduk dijalan yang sering dilewati oleh Abu Aswad. Ia berkata pada laki-laki itu, jika nanti dia melihat Abu Aswad melewati jalannya, maka sengajalah membaca al-Quran dengan salah. Maka, pada saat Abu Aswad berjalan, laki-laki tadi langsung membaca awal surah al-Taubah ayat tiga yang berbunyi

إن الله برئ من المشركين ورسولهُ

Ia membacanya dengan bacaan yang salah. Kata ورسولُهُ (rasuluhu) dibaca  ورسولِه (rasulihi). Maka, tersentaklah Abu Aswad. Beliau pun langsung menghadap gubernur Ziyad dan menyatakan kesediaanya untuk memenuhi usulan Ziyad yaitu menyusun dasar-dasar ilmu i’rab al-Quran.

Untuk menjalankan tugasnya, Abu Aswad meminta Ziyad untuk mencari seseorang yang dapat menjadi teman sekaligus asistennya. 30 orang ulama terkenal didatangkan untuk diuji kemampuannya oleh Abu Aswad. Dan akhirnya, terpilihlah ‘Abd ibn Al-Qas. Kemudian mereka memikirkan bagaimana asas dasar ilmu ini yang kemudian dikenal dengan sebutan Ilmu Dhabtil Quran.

Perbedaan anatara ilmu Rasm dan Dhabt adalah, Ilmu Rasm ruang lingkup pembahasannya mengenai hazf, ithbat, ziyadah, ibdal, qata' dan wasal. Sedangkan ranah kajian ilmu Dabtil Quran menurut Muhammad Salim Muhaisin dalam kitabnya Irsyad At-Thalibin ila Dhabtil Kitab Al-Mubin mencakup pada lima aspek pembahasan. (1) harakat, (2) bentuk sukun, (3) syiddah, (4) tanda mad, dan (5) hamzah.

Intisari dari kuliah bersama Dr. H. Hisyami bin Yazid, Lc. M. Ag - 2 Oktber 2017
Sumber dari buku Ilmu Rasm Pedoman Mentashih Mushaf dan Risalah Fii Ilm Dhabtil Quran Lihaal Musykilati Hadits Ma Fii Rasm Mushaf Ustmani karya Dr. H. Hisyami bin Yazid, Lc. M. Ag

Kisah Abu Nawas Selamat dari Amarah Istri

Ceramah Bersama 10:28:00 AM
Akuislam.id - Pada kesempatan kali ini Akuislam.id akan berbagi kisah dari Abu Nawas yang berjudul "Kisah Abu Nawas Selamat dari Amarah Istri". 


Abu Nawas sendiri mempunyai kebiasaan pulang larut malam dan hal itu sangat membuat jengkel istrinya. istri Abu Nawas pun akhirnya membuat rencana untuk memberikan hukuman kepada Wan Abu. Dan rencana dapat terealisasi dengan sempurna, akan tetapi anehnya Abu Nawas malah selamat dari rencana istrinya tersebut. Kenapa?? Ternyata Abu Nawas Abu Nawas yang dipukuli oleh istrinya itu bukan merupakan Abu Nawas sendiri melainkan seorang pencuri. Lalu Bagimana kisah selanjutnya? masri kita simak berikut ini.

Kisah Abu Nawas Selamat dari Amarah Istri
Diam-diam, ternyata Abu Nawas memiliki istri yang pencemburu. Pada saat Abu Nawas sering pulang larut malam, ia selalu marah-marah. Pada suatu hari, Abu Nawas keluar rumah hingga larut malam. Hal itu membuat istrinya merasa gelisah dan emosi karena sudah berjam-jam menunggu di rumah. Ia pun tidak bisa tidur gara-gara Abu Nawas yang masih dalam tanda tanya. Bahkan istri Abu Nawas sudah menyiapkan suatu rencana untuk memarahi Abu Nawas ketika dia pulang nanti.

Waktu pun sudah menunjukkan larut malam, begitu gelap, namun Abu Nawas tetap saja tak kunjung kembali pulang. Tiba-tiba saja, dalam kondisi yang seperti itu, terdengar suara seperti orang yang hendak masuk dari jendela rumah yang terbuat dari kayu. Mendengar suara itu, istri Abu Nawas pun langsung siap siaga untuk melancarkan aksinya.

Dipukul Dengan Kayu
Ia menuju jendela sambil memegang sepotong kayu berukuran lumayan besar. Ia berfikir bahwa Abu Nawas sengaja masuk rumah melalui jendela karena takut didamprat istrinya. Tak lama kemudian, masuklah seseorang melalui jendela yang ukurannya relatif kecil.

Dalam kondisi yang gelap, wajah orang tersebut tak kelihatan.
Akan tetapi istri Abu Nawas yang sudah tersulut emosinya langsung saja memukulkan kayu ke orang tadi. Ia memukul secara membabi buta hingga membuat orang yang dikiranya suaminya itu jatuh tak berdaya.

"Ampun... Ampun...," ujar orang tersebut.

Tentu saja karena pukulan yang membabi buta yang dilakukan istri Abunawas tersebut membuat orang tadi terkapar di lanatai. Istri Abu Nawas pun merasa sangat puas dengan tindakannya ini. Ia menganggap bahwa tindakannya setimpal atas kesalahan suaminya, si Abu Nawas.

"Ayo cepat bagun, lain kali jangan diulangi lagi dengan pulang larut malam," kata istri Abu Nawas dengan nada membentak.

Eiit...setelah ditunggu beberapa menit, orang tersebut tak juga bangkit-bangkit. Maka mulailah istri Abu Nawas menjadi penasaran. Dalam pencahayaan yang kurang, ia mencoba melihat dengan seksama orang yang dipukulnya tadi.

Betapa kagetnya istri Abu Nawas, ternyata orang itu bukan suaminya. Ia tak mengenali wajah orang yang dipukulinya. Dalam kondisi itu, istri Abu Nawas menyebut orang itu sebagai seorang pencuri dan berteriak dengan keras.

"Ada pencuri...tolong...toloong...," teriak istri Abu Nawas.

Kontan saja teriakan istri Abu Nawas tersebut membuat para warga berhamburan keluar untuk menangkap pencuri. Tak lama kemudian, beberapa warga pergi ke rumah Abu Nawas. Mereka lantas meringkus pencuri yang sudah tidak berdaya di lantai.

Ikut Bangga dan Bersyukur
Para warga pun merasa kaget melihat kejadian itu. Ada seorang pencuri yang ditaklukkan oleh seorang wanita. Pencuri itu babak belur terkena pukulan dari istri Abu Nawas.

"Wah, hebat sekalai, pencuri ini sampai terbaring tak berdaya di lantai. Mungkin butuh berminggu-minggu agar bisa pulih kembali," kata salah satu warga.

"Maaf Pak, saya tak bermaksud menyakitinya, apalgi sampai separah itu. Hanya kekeliruan saja, Pak," kata istri Abu Nawas.
"Keliru bagaimana" tanya warga.
"Waktu itu, ia masuk melalui jendela dapur. Dan saya kira suami saya yang baru pulang berpesta dengan teman-temannya, makanya langsung saya gebuk," jelas istri Abu Nawas.

Tak berapa lama kemudian, Abu Nawas pun datang ditengah-tengah mereka.
Setelah mendengar cerita tentang seorang pencuri yang babak belur dihajar istrinya, ia pun tersenyum kecil dan bersyukur.

"Untung saja bukan saya yang dihajar, makanya jangan main pukul, beginalah akibatnya," kata Abu Nawas.

Namun demikian, Abu Nawas cukup bangga dengan keberanian istrinya yang sanggup melumpuhkan seorang pencuri.

Itu tadi merupakan salah satu kisah dari Abu Nawas, semoga dapat menambah pengalaman pembaca. terima kasih.