Jasamarga

Lewat Islam, Hamka dan Pramoedya Ananta Toer pun Berdamai

Kompas.com - 29/06/2016, 05:05 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

KOMPAS.com - Panasnya api perseteruan tak selamanya abadi. Kadangkala keyakinan yang sama mampu mendamaikannya. Seperti konflik yang terjadi di antara Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) dan Pramoedya Ananta Toer.

Dua tokoh sastra kenamaan Indonesia itu bersebrangan paham. Namun -ada akhirnya, Islam jualah yang mendamaikan mereka.

Perseteruan di antara Hamka dan Pram bermula pada awal tahun 1963. Jagad sastra Indonesia digemparkan oleh dua surat kabar di Jakarta, yakni Harian Rakyat dan Harian Bintang Timur. Kedua koran tersebut berafiliasi pada Partai Komunias Indonesia (PKI) di masa itu.

Keduanya memberitakan karya Hamka yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijck merupakan hasil jiplakan.

Rubrik Lentera dalam koran Harian Bintang Timur yang diasuh Pram, secara detil mengulas cara Hamka mencuri karangan itu. Karya tersebut diduga milik sastrawan asing, Alvonso Care.

Berbulan-bulan lamanya kedua koran tersebut terus menerus memojokan Hamka. Bahkan, kedua koran itu tak hanya mengkritik karya Hamka. Mereka juga menyerang Hamka secara pribadi.

Irfan Hamka, putra Hamka yang menuliskan memoar tentang ayahnya, dalam buku yang berjudul Ayah, mengaku sering dipojokan oleh guru sastra Indonesianya semasa SMA. Gurunya saat itu memang dekat dengan tokoh Lekra seperti Pram.

"?Guru sastra Indonesiaku, begitu pula dengan guru Civic-ku (Kewarganegaraan), keduanya dengan gaya mengejek selalu menanyakan kesehatan ayah, dan tak lupa berkirim salam kepada Ayah, kupingku selalu panas mendengarnya,?" aku Irfan dalam bukunya.

Seiring berjalannya waktu, para pegiat Lekra pun harus menghadapi kenyataan pahit. Peristiwa G 30 S PKI, mengharuskan mereka masuk ke dalam daftar pencarian orang untuk ditangkap.

Kedekatan mereka dengan tokoh-tokoh PKI dianggap sebagai bentuk kegiatan subversif terhadap negara. Pram termasuk pihak yang ditangkap dan dipenjara di Pulau Buru.

Beberapa tahun kemudian, Pram pun bebas. Namun, Hamka tak pernah mengusik perosalan masa lalunya dengan Pram.

"?Ayah sama sekali tak pernah terusik dan beraktivitas seperti biasanya saja,"? papar Irfan.

Pada suatu kesempatan, Hamka kedatangan sepasang tamu. Seorang perempuan Jawa dengan nama Astuti dan seorang lelaki keturunan Tionghoa bernama Daniel Setiawan.

"Saat Astuti memperkenalkan siapa dirinya, Ayah agak terkejut, ternyata Astuti adalah putri sulung dari Pram,"? lanjut Irfan.

Astuti pun mengutarakan maksud kedatangannya kepada Hamka. Dia memohon kepada Hamka agar membimbing calon suami yang dibawanya serta untuk masuk Islam. Astuti mengatakan, sang ayah tak setuju jika memiliki menantu yang berbeda iman.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang


Terkini Lainnya

Warga Diimbau Tak Tinggalkan Barang Berharga di Rumah saat Mudik Lebaran

Warga Diimbau Tak Tinggalkan Barang Berharga di Rumah saat Mudik Lebaran

Nasional
Kebebasan Pers dan “Kepala Babi” dari Dunia Kegelapan

Kebebasan Pers dan “Kepala Babi” dari Dunia Kegelapan

Nasional
AHY: RUU TNI Tidak Akan Bawa Indonesia Kembali ke Orde Baru

AHY: RUU TNI Tidak Akan Bawa Indonesia Kembali ke Orde Baru

Nasional
BPA Kejagung Jual 967.500 Lembar Saham Perkara TPPU Jiwasraya

BPA Kejagung Jual 967.500 Lembar Saham Perkara TPPU Jiwasraya

Nasional
Tempo Diteror Kepala Babi dan Bangkai Tikus, Amnesty International: Usut Tuntas Dalangnya

Tempo Diteror Kepala Babi dan Bangkai Tikus, Amnesty International: Usut Tuntas Dalangnya

Nasional
Presiden Prabowo Terima Kunjungan Ustaz Adi Hidayat dan Perwakilan Al Azhar Kairo

Presiden Prabowo Terima Kunjungan Ustaz Adi Hidayat dan Perwakilan Al Azhar Kairo

Nasional
Hadirkan Pengalaman Mudik Mewah dan Nyaman, KA Anjasmoro Siap Beroperasi 24 Maret 2025

Hadirkan Pengalaman Mudik Mewah dan Nyaman, KA Anjasmoro Siap Beroperasi 24 Maret 2025

Nasional
Kembali Diteror, Tempo Terima Kardus Mawar Berisi Bangkai Tikus yang Dipenggal

Kembali Diteror, Tempo Terima Kardus Mawar Berisi Bangkai Tikus yang Dipenggal

Nasional
Jelang Mudik Lebaran, Bima Arya Minta Kelayakan Bus di Terminal Leuwipanjang Diperiksa

Jelang Mudik Lebaran, Bima Arya Minta Kelayakan Bus di Terminal Leuwipanjang Diperiksa

Nasional
Wamendagri Cek Harga Pangan di Pasar Kosambi Bandung, Harga Terkendali

Wamendagri Cek Harga Pangan di Pasar Kosambi Bandung, Harga Terkendali

Nasional
Polisi Diminta Pakai Cara Humanis untuk Bubarkan Demo, Jangan Asal Pukul

Polisi Diminta Pakai Cara Humanis untuk Bubarkan Demo, Jangan Asal Pukul

Nasional
Jadwal Contraflow, One Way, dan Ganjil Genap pada Arus Mudik Lebaran 2025

Jadwal Contraflow, One Way, dan Ganjil Genap pada Arus Mudik Lebaran 2025

Nasional
Jaga Sinyal Tetap Stabil, Komdigi Kirim Mobil Pemantau Frekuensi di Jalur Mudik

Jaga Sinyal Tetap Stabil, Komdigi Kirim Mobil Pemantau Frekuensi di Jalur Mudik

Nasional
Anggota DPR Kecam Dugaan Kekerasan Aparat ke Mahasiswa di Demo RUU TNI: Jangan Asal Gebuk!

Anggota DPR Kecam Dugaan Kekerasan Aparat ke Mahasiswa di Demo RUU TNI: Jangan Asal Gebuk!

Nasional
Teror Kepala Babi di Kantor Tempo, Anggota DPR: Jurnalis Tak Boleh Diintimidasi

Teror Kepala Babi di Kantor Tempo, Anggota DPR: Jurnalis Tak Boleh Diintimidasi

Nasional
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau