Bukalapak: Informasi Data Pelanggan Kami Aman
Hide Ads

Bukalapak: Informasi Data Pelanggan Kami Aman

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Rabu, 02 Nov 2016 10:19 WIB
Foto: CEO Bukalapak Achmad Zaky (detikINET/Rachmatunnisa)
Jakarta - Puluhan e-commerce global dan lokal disebut-sebut oleh Opera telah membocorkan informasi data pribadi penggunanya. Tudingan itu pun coba ditepis oleh Bukalapak.

Seperti diberitakan, dari studi terbaru Opera yang melakukan penelitian kepada 60 aplikasi belanja peringkat teratas di Android, ditemukan bahwa lebih dari setengahnya mengumpulkan informasi pribadi pengguna melalui pelacak.

Temuan ini katanya berasal dari penilaian risiko privasi di Opera Max, aplikasi manajemen data dan penghematan data milik Opera untuk Android. Disebutkan, sebanyak 60 aplikasi belanja paling populer ditinjau menggunakan modus privasi di aplikasi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian lain menunjukkan bahwa informasi pribadi seperti nama pengguna, alamat email, lokasi, istilah pencarian dan nomor telepon dibagikan kepada pihak ketiga melalui pelacak.

Saat dikonfirmasi, Achmad Zaky selaku founder dan CEO Bukalapak, tak menampik hal tersebut. Namun menurutnya, hal itu jamak dilakukan oleh seluruh aplikasi e-commerce saat ini.

"Sebenarnya, Amazon ngelakuin juga kok," katanya saat dikonfirmasi detikINET, Rabu (2/11/2016). "Yang jelas, data customer aman, sih. Itu untuk meningkatkan layanan kita juga," jelasnya lebih lanjut.

Dalam keterangan yang dirilis Opera, nama Amazon memang ikut disebut sebagai aplikasi belanja yang paling 'bocor' mengirimkan pelacak dalam jumlah yang relatif tinggi, selain juga sejumlah e-commerce lain seperti BestBuy, JC Penney dan Newegg.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 96% dari aplikasi belanja tidak menggunakan enkripsi penuh untuk menghubungkan aplikasi ke server mereka. Hal ini menimbulkan risiko privasi untuk pembeli online ketika mereka menggunakan aplikasi ini.

Data pribadi dapat dibagikan kepada pihak ketiga melalui pelacak pada aplikasi belanja atau koneksi http yang tidak terenkripsi melalui koneksi operator seluler.

Data sensitif seperti nomor rekening bank dan informasi keuangan lainnya yang disimpan di rekening pengecer atau aplikasi belanja online, dapat dicegat dan dibaca oleh pencuri identitas melalui jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman.

Namun itu semua ditampik oleh Zaky. Menurutnya, Bukalapak telah menggunakan metode enkripsi. Sehingga, dipastikan olehnya, semua informasi data pribadi pelanggan relatif aman.

"Terus ya, kita full HTTPS. Aman. Semua konten di Bukalapak itu dienkripsi," pungkas Zaky dalam perbincangannya pagi ini.

Sementara dalam panduan keamanan yang ditulis di situsnya, semua data dari aplikasi Bukalapak diamankan lewat protokol HTTPS, yang menyebabkan data pribadi pengguna Bukalapak dienkripsi dan tidak dapat dibaca oleh pihak lain, baik melalui jaringan seluler maupun melalui jaringan Wi-Fi publik.

Selain itu, Bukalapak juga bekerja sama dengan payment gateway yang menerapkan standar keamanan PCI DSS yang menjamin data pembayaran pengguna tidak akan bocor ke pihak lain.

"Bukalapak selalu mengutamakan keamanan pengguna, sehingga pernyataan bahwa Bukalapak melakukan pembocoran data tidaklah benar," tulisnya.

Bukalapak, sebagai salah satu perusahaan yang menerapkan konsep data-driven experience di Indonesia, mengumpulkan banyak data tentang pengalaman pengguna selama berbelanja di Bukalapak, baik secara langsung maupun bekerja sama dengan pihak ketiga, untuk memberikan pengalaman yang terbaik bagi pengguna.

"Data pengguna ini hanya digunakan untuk keperluan internal Bukalapak dan keperluan tersebut tidak mengandung data sensitif seperti rekening bank atau informasi kartu kredit." (rou/fyk)
Berita Terkait