BPBD DIY akan tambah Sekolah Siaga Bencana

id BPBD DIY akan tambah Sekolah Siaga Bencana

BPBD DIY akan tambah  Sekolah Siaga Bencana

SEKOLAH SIAGA BENCANA. Sejumlah siswa mengikuti simulasi bencana gempa bumi di SMP Negeri 3 Purwokerto, Banyumas, Jateng. (FOTO ANTARA/Idhad Zakaria/Koz/pd/12.)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2016 akan menambah jumlah Sekolah Siaga Bencana untuk menumbuhkan kesiapsiagaan masyarakatnya dalam menghadapi bencana sejak dini.

"Tahun ini ada tiga sekolah dasar yang kami dampingi menjadi rintisan Sekolah Siaga Bencana (SSB)," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY Heri Siswanto di Yogyakarta, Kamis (13/10).

Menurut Heri, tiga sekolah dasar yang akan dibentuk sebagai Sekolah Siaga Bencana adalah SDN Trisik Kabupaten Kulon Progo, SDN Kejambon Sindumartani, Kabupaten Sleman, serta SDN Buyutan, Gedangsari, Gunung Kidul.

Sebelumnya, DIY telah memiliki 10 sekolah siaga bencana yang tersebar di lima kabupaten/kota. Dalam sekolah yang berada di kwasan rawan bencana itu masing-masing telah memiliki manajemen penanggulangan bencana.

"Ada muatan-muatan mengenai bencana melalui pelajaran pengurangan risiko bencana," kata dia.

Seluruh sekolah diharapkan memahami dan siaga terhadap bencana yang sewaktu-waktu tiba. Dari sebanyak 6.000 sekolah di DIY mulai TK hingga SMA, terdapat 2.906 sekolah yang berada di kawasan rawan bencana.

"Baik siswa, guru dan lingkungan sekolah diharapkan siaga terhadap bencana. Oleh sebab itu kita lakukan sosialisasi dampak dan mitigasi bencana sejak dini," katanya.

Koordinator Operasi Pemantauan Potensi Bencara Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Krisnadi Setiyawan mencatat setidaknya ada tujuh peristiwa bencana selama memasuki musim hujan sejak awal Oktober 2016. Bencana itu antara lain jalan longsor di Dusun Purwosari, Girimulyol, Kulon Progo; tanah longsor di Dusun Salam dan Dusun Ngoro-Ngoro, serta banjir sungai bawah tanah Gua Pindul di Gunung Kidul; pohon tumbang di Dusun Catur harjo dan Catur Tunggal, Sleman; serta talud longsor Sungai Winongo, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. "Skala bencananya kecil dan terjadi secara sporadis," kata dia.

(T.L007)