Laporan penelitian ini membahas pengaruh pemberian larutan yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Larutan yang digunakan antara lain air, garam, teh, kopi, ekstrak bawang merah, dan deterjen. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh setiap larutan terhadap pertumbuhan kacang hijau selama seminggu.
1. 1 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan percobaanberjudul “ Pengaruh Perbedaan
Pemberian Larutan Kepada Kacang Hijau “.
Adapun penulisan laporan percobaanini bertujuan untuk mengetahui dampak
apa saja yang ditimbulkan terhadap tanaman kacang hijau dengan pemberian
aneka jenis larutan yang berbeda-bedadisetiap harinya.
Dalam penulisan percobaanini, berbagai hambatan telah penulis alami.
Oleh karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena
kemampuan penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan
dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Chandra Widhikrama selaku
pengajar mata pelajaran biologi kelas X MIPA 7 SMA NEGERI 1 CIBADAK
yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan percobaan ini.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan
ini.
Dalam penyusunan laporan percobaanini, penulis menyadari
pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar
laporan percobaanini lebih baik dan bermanfaaat.
Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
membalas budi baik anda semua. Terimakasih.
Sukabumi, 25 Agustus 2015
Penyusun
Alfian Badrul Isnan
Aninda Nurul Lita
Reja Rukmana
2. 2 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
Daftar Isi
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I Pendahuluan 3
a. Latar Belakang 3
b. Rumusan Masalah 4
c. Tujuan Penelitian 4
d. Manfaat Penelitian 5
BAB II Tinjauan Pustaka 6
Kajian Teori 6
- Kacang Hijau 6_
- Kecambah 7
- Air 9
- Garam Dapur 14
- Teh 14
- Kopi 20
- Bawang Merah 21
- Ekstrak 22
- Deterjen 23
BAB III Metodeologi 25
a. Metode Percobaan 25
b. Rancangan Penelitian 25
c. Populasi dan Sampel 25
d. Waktu dan Tempat Penelitian 25
e. Variabel Percobaan 26
f. Sasaran Percobaan 26
g. Instrumen Percobaan 26
h. Langkah Kerja 27
i. Jadwal Penelitian 27
BAB IV Hasil 30
a. Hasil Penelitian 30
b. Galeri Penelitian 40
BAB V Penutup 41
a. Kesimpulan 41
b. Saran 41
Daftar Pustaka 42
BAB I
3. 3 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang
tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta
jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang
cukup penting diindonesia. Sampai saat ini perhatian masyarakat kurangnya
perhatian ini di antaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya
masih sanagat rendah.
Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama
dikenal dan ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki
beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan
yang lain yaitu :
1. Lebih tahan terhadap kekeringan
2. Hama dan penyakit relative sedikit
3. Panen relative cepat, pada umur 55-60 hari
4. Cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan
pasca panen relative mudah
5. Kegagalan panen total relatif kecil
6. Harga jual tinggi dan stabil
7. Dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah
Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki
kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi
dan masak serempak, serat peningkatan usaha pengelolaan lepas panennya.
Dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau, memerlukan media dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah air. Sehubungan
dengan adanya kacang hijau yang dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh
air, pada percobaan ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan
ditimbulkan dari pemberian larutan yang berbeda. Untuk mengetahui secara
detail, maka perlu diketahui bahwa semua tumbuhan memerlukan air untuk
dapat tumbuh. Air sendiri berfungsi antara lain untuk fotosintesis,
mengaktifkan reaksi enzimatik dan menjaga kelembapan. Tanpa air reaksi
kimia dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan
mati.
Kadar larutan yang diberikan pada tumbuhan kacang hijau akan
sangat berpengaruh dalam pertumbuhannya.
Berdasarkan penuturan diatas, kami tertarik untuk melakukan
pembuktian dengan mengadakan percobaan tentang pengaruh perbedaan
4. 4 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
larutan terhadap pertumbuhan kacang hijau. Disini kami memilih larutan
murni (air mineral biasa), larutan garam, air kopi, air teh, ekstrak bawang
merah, dan larutan deterjen.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah mengenai kajian ilmiah ini sebagai berikut
1. Ada pengaruh yang di timbulkan jika tumbuhan kacang hijau di berikan
lair garam?
2. Apa pengaruh yang di timbulkan jika tumbuhan kacang hijau berikan
air teh?
3. Apa pengaruh yang di timbulkan jika tumbuhan kacang hijau di berikan
air kopi?
4. Apa pengaruh yang di timbulkan jika tumbuhan kacang hijau di berikan
Deterjen?
5. Apa pengaruh yang di timbulkan jika tumbuhan kacang hijau di berikan
ekstrak bawang merah?
6. Apa perbedaan antara tumbuhan kacang hijau yang di siram dengan
larutan garam, teh, kopi, ekstrak bawang putih, dan ekstrak bawang
merah?
7. Bagaimana hasil pertumbuhan kacang hijau setelah satu minggu?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh yang di timbulkan larutan garam kepada
tumbuhan kacang hijau
2. Untuk mengetahui pengaruh yang di timbulkan air teh kepada tumbuhan
kacang hijau
3. Untuk mengetahui pengaruh yang di timbulkan air kopi kepada
tumbuhan kacang hijau
4. Untuk mengetahui pengaruh yang di timbulkan Deterjen kepada
tumbuhan kacang hijau
5. Untuk mengetahui pengaruh yang di timbulkan ekstrak bawang merah
kepada tumbuhan kacang hijau
6. Untuk mengetahui perbedaan dari pertumbuhan kacang hijau yang
diberikan larutan yang berbeda-beda
7. Untuk mengetahui hasil pertumbuhan kacang hijau setelah satu minggu
D. Manfaat Penelitian
5. 5 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
Diharapkan dengan penelitian ini kita semua dapat lebih memahami tentang
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sesuai dengan praktikum
yang di lakukan, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
6. 6 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori
A. KACANG HIJAU
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal
luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan
(Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari
sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di
Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan
legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau
direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung.
Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau
gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan
di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge.
Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung
dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung
biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan
dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga
dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan
merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor.
Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk
memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang
sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi.
Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan
atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan
27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung
lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk
menjaga kesehatan jantung.
Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan
dan vitalitas pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk
dikonsumsi oleh mereka yang baru menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi
mengganti sel mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu
anak-anak dan wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk
mengkonsumsinya.
B. KECAMBAH
7. 7 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
Kecambah atau taoge adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru
saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji.
Tahap perkembangannya disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap
kritis dalam kehidupan tumbuhan.
Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula
(akar embrio), hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga). Dua kelas dari
tumbuhan berbunga dibedakan dari cacah daun lembaganya: monokotil dan
dikotil. Tumbuhan berbiji terbuka lebih bervariasi dalam cacah lembaganya.
Kecambah pinus misalnya dapat memiliki hingga delapan daun lembaga.
Beberapa jenis tumbuhan berbunga tidak memiliki kotiledon, dan disebut
akotiledon
Kecambah sering digunakan sebagai bahan pangan dan digolongkan
sebagai sayur-sayuran. Khazanah boga Asia mengenal taoge sebagai bagian
dari menu yang cukup umum. Kecambah dikatakan makanan sehat karena
kaya akan vitamin E namun dikritik pula karena beberapa kecambah
membentuk zat antigizi.
Kecambah jelai yang dikenal sebagai malt digunakan sebagai salah
satu bahan baku bir. Malt juga digunakan sebagai bagian dari minuman
sehat karena mengandung maltosa yang lebih rendah kalori daripada
sukrosa.
Dalam pembuatan kecambah dibutuhkan biji-bijian atau kacang-
kacangan yang sehat, tidak busuk, dan bersih dari pestisida serta lingkungan
yang optimal berupa ruang gelap, lembap, dan kadar air yang cukup untuk
perkecambahan biji tersebut. Pertama-tama disiapkan wadah berlubang
dengan dasar yang datar. Kemudian di bagian dasarnya dilapisi dengan
kapas atau kain basah, kemudian dilketakkan alas berupa kain yang
merupakan tempat menyebar benih atau biji. Pada tahap awal produksi,
dilakukan pencucian dan perendaman benih selama 6-8 jam dengan air
kemudian benih yang telah disiapkan akan disebar di alas kain yang telah
disiapkan sebelumnya. Setiap 2-3 kali dalam sehari dilakukan penyiraman
dengan air bersih. Setelah 3-5 hari, kecambah sudah dapat dipanen. Proses
pembuatan kecambah ini dapat dilakukan sepanjang tahun, tidak
memerlukan sinar matahari, dan dapat dilakukan pada musim apapun.
Kecambah merupakan pangan yang rendah kadar lemak, kaya
vitamin C, serta memiliki folat dan protein yang dapat memperkecil risiko
timbulnya penyakit kardiovaskular dan merendahkkan LDL dalam darah.
Dalam kecambah, terkandung fitoestrogen yang dapat berfungsi seperti
estrogen bagi wanita. Estrogen tersebut dapat meningkatkan kepadatan dan
susunan tulang, serta mencegah kerapuhan tulang (osteoporosis) khususnya
bagi wanita yang berada pada masa menopause. Konsumsi kecambah juga
8. 8 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
dapat membantu wanita terhindar dari kanker payudara, gangguan
menjelang mensturasi, keluhan semburat panas pada pra-menopause, dan
gangguan akibat menopause. Tidak hanya itu, kecambah juga memiliki
kemampuan mengurangi risiko terkena artritis, memperlancar pencernaan,
reproduksi, dan saluran kelenjar (glandular). Pada beberapa jenis kecambah,
terkandung senyawa fitokimia dalam jumlah besar dan salah satunya adalah
kanavanin. Senyawa ini banyak ditemukan pada kecambah alfalfa dan
bermanfaat untuk mencegah kanker darah, kanker usus besar, dan kanker
pankreas[6]. Selain kanavanin, senyawa anti-kanker lain yang terkandung
di dalam kecambah adalah daidzein dan ''genistein''. Senyawa genistein
secara efektif menghambat pasokan gizi (makanan)untuk sel-sel kanker
sehingga membunuh sel kanker dalam tubuh. Selain itu, di dalam kecambah
juga terkandung saponin yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dengan
menstimulasi interferon dan sel limfosit.
Makanan sapihan adalah makanan yang secara khusus
diformulasikan untuk bayi berusia 3-9 bulan yang mengalami masa
peralihan dari mengonsumsi susu menjadi mengonsumsi makanan padat.
Pada masyarakat tradisional Indonsia, makanan sapihan yang diberikan
berupa campuran nasi dan berbagai sayuran seperti bayam dan wortel
ataupun ada pula yang hanya menggunakan pisang. Kelemahan dari
makanan sapihan tradisional ini adalah kandungan pati yang banyak
terdapat di dalamnya menyebabkan pangan tersebut menjadi bulky atau
limbak karena sifat pati yang mudah menyerap air dan mengental saat
dipanaskan sehingga menyebabkan bayi yang mengonsumsinya sudah
merasa kenyang sebelum lambungnya terisi cukup makanan. Selain itu, pati
yang merupakan makromolekul tidak dapat dipecah secara sempurna oleh
enzim pencernaan bayi yang masih sangat terbatas. Salah satu cara untuk
menghasilkan makanan sapihan yang mudah, sehat, dan relatif murah
adalah menggunakan tepung kecambah (taoge). Di dalam kecambah,
terdapat kandungan enzim amilase yang tinggi. Dengan melakukan
pengeringan selama 7-8 jam, enzim amilase pada kecambah akan memecah
pati yang dikandungnya menjadi molekul sederhana sehingga tepung
kecambah yang dihasilkan tidak mengental bila dipanaskan dan tidak
bulky[8]. Tepung kecambah didapatkan dari kecambah kering yang dikuliti,
disangrai, digiling, dan disaring. Makanan sapihan untuk bayi sebaiknya
dibuat dari campuran tepung kecambah dari dua jenis bahan, seperti taoge
kacang hijau dan sorgum sehingga diperoleh campuran dengan kadar
protein 10-15% dan energi yang terkandung di dalamnya 370 kkal/100 gram
dengan nilai PER (protein efficiency ratio) sekitar 2,35. Umumnya bayi
memerlukan 16-18 gram protein per hari dan itu bisa didapatkan dengan
9. 9 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
konsumsi makanan sapihan sebanyak 80-100 gram per hari. Bila
dibandingkan dengan makanan sapihan tradisional, hanya diperlukan 1/3
volume makanan sapihan dari tepung kecambah untuk memenuhi
kebutuhan bayi.
Taoge adalah sayuran yang merupakan tumbuhan muda yang baru
saja berkecambah dan dilindungi dari cahaya. Kata taoge sendiri adalah
serapan dari dialek Hokkian, istilah Mandarin-nya adalah douya (豆芽)
yang secara harfiah berarti kecambah kacang-kacangan, umumnya berasal
dari kacang hijau dan sering disajikan dalam menu makanan dari Asia
Timur. Taoge segar sangat kaya akan vitamin E, dan merupakan menu yang
sangat dianjurkan untuk dikonsumsi. Dengan mengonsumsi taoge, tubuh
akan terobati dan tercegah dari kekurangan vitamin E.
C. AIR
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang
tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan
hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada
tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas,
sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik,
terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor,
dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan
dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan
normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk
fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif
ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat
dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan
positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom
oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air
memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-
molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling
berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya
10. 10 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen.
Air disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak
zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan
padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan
mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua
molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas
H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua molekul air
lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta
mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi
sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang
setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini
membentuk gelembung pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini
kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen
peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
hidrogen.
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia.
Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-
garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang
tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut
sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air
ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-
menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air.
Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul
air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air
memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat
pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah
muatan parsial positif (σ+) dekat atom hidrogen. Dalam air hal ini terjadi
karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom
hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan tarik"
pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik
elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan
11. 11 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom
oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua
atom hidrogen.
Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat
alami ke-polar-annya.
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh
kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat
sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat
terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul
sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih
atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin
film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi)
lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan
membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-
permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air. Irvin Langmuir
mengamati suatu gaya tolak yang kuat antar permukaan-permukaan
hidrofilik. Untuk melakukan dehidrasi suatu permukaan hidrofilik — dalam
arti melepaskan lapisan yang terikat dengan kuat dari hidrasi air — perlu
dilakukan kerja sungguh-sungguh melawan gaya-gaya ini, yang disebut
gaya-gaya hidrasi. Gaya-gaya tersebut amat besar nilainya akan tetapi
meluruh dengan cepat dalam rentang nanometer atau lebih kecil. Pentingnya
gaya-gaya ini dalam biologi telah dipelajari secara ekstensif oleh V. Adrian
Parsegian dari National Institute of Health.[12] Gaya-gaya ini penting
terutama saat sel-sel terdehidrasi saat bersentuhan langsung dengan ruang
luar yang kering atau pendinginan di luar sel (extracellular freezing).
Air merupakan cairan singular, oleh karena kapasitasnya untuk
membentuk jaringan molekul 3 dimensi dengan ikatan hidrogen yang
mutual. Hal ini disebabkan karena setiap molekul air mempunyai 4 muatan
fraksional dengan arah tetrahedron, 2 muatan positif dari kedua atom
hidrogen dan dua muatan negatif dari atom oksigen.[18] Akibatnya, setiap
molekul air dapat membentuk 4 ikatan hidrogen dengan molekul
disekitarnya. Sebagai contoh, sebuah atom hidrogen yang terletak di antara
dua atom oksigen, akan membentuk satu ikatan kovalen dengan satu atom
oksigen dan satu ikatan hidrogen dengan atom oksigen lainnya, seperti yang
terjadi pada es. Perubahan densitas molekul air akan berpengaruh pada
kemampuannya untuk melarutkan partikel. Oleh karena sifat muatan
fraksional molekul, pada umumnya, air merupakan zat pelarut yang baik
untuk partikel bermuatan atau ion, namun tidak bagi senyawa hidrokarbon.
12. 12 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
Konsep tentang sel sebagai larutan yang terbalut membran, pertama
kali dipelajari oleh ilmuwan Rusia bernama Troschin pada tahun 1956. Pada
monografnya, Problems of Cell Permeability, tesis Troschin mengatakan
bahwa partisi larutan yang terjadi antara lingkungan intraselular dan
ekstraselular tidak hanya ditentukan oleh permeabilitas membran, namun
terjadi akumulasi larutan tertentu di dalam protoplasma, sehingga
membentuk larutan gel yang berbeda dengan air murni.
Pada tahun 1962, Ling melalui monografnya, A physical theory of
the living state, mengutarakan bahwa air yang terkandung di dalam sel
mengalami polarisasi menjadi lapisan-lapisan yang menyelimuti permukaan
protein dan merupakan pelarut yang buruk bagi ion. Ion K+ diserap oleh sel
normal, sebab gugus karboksil dari protein cenderung untuk menarik K+
daripada ion Na+. Teori ini, dikenal sebagai hipotesis induksi-asosiasi juga
mengutarakan tidak adanya pompa kation, ATPase, yang terikat pada
membran sel, dan distribusi semua larutan ditentukan oleh kombinasi dari
gaya tarik menarik antara masing-masing protein dengan modifikasi sifat
larutan air dalam sel. Hasil dari pengukuran NMR memang menunjukkan
penurunan mobilitas air di dalam sel namun dengan cepat terdifusi dengan
molekul air normal. Hal ini kemudian dikenal sebagai model two-fraction,
fast-exchange.
Keberadaan pompa kation yang digerakkan oleh ATP pada
membran sel, terus menjadi bahan perdebatan, sejalan dengan perdebatan
tentang karakteristik cairan di dalam sitoplasma dan air normal pada
umumnya. Argumentasi terkuat yang menentang teori mengenai jenis air
yang khusus di dalam sel, berasal dari kalangan ahli kimiawan fisis. Mereka
berpendapat bahwa air di dalam sel tidak mungkin berbeda dengan air
normal, sehingga perubahan struktur dan karakter air intraselular juga akan
dialami dengan air ekstraselular. Pendapat ini didasarkan pada pemikiran
bahwa, meskipun jika pompa kation benar ada terikat pada membran sel,
pompa tersebut hanya menciptakan kesetimbangan osmotik selular yang
memisahkan satu larutan dari larutan lain, namun tidak bagi air. Air
dikatakan memiliki kesetimbangan sendiri yang tidak dapat dibatasi oleh
membran sel.
Para ahli lain yang berpendapat bahwa air di dalam sel sangat
berbeda dengan air pada umumnya. Air yang menjadi tidak bebas bergerak
oleh karena pengaruh permukaan ionik, disebut sebagai air berikat (bahasa
Inggris: bound water), sedangkan air di luar jangkauan pengaruh ion
tersebut disebut air bebas (bahasa Inggris: bulk water).
Air berikat dapat segera melarutkan ion, oleh karena tiap jenis ion
akan segera tertarik oleh masing-masing muatan fraksional molekul air,
13. 13 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
sehingga kation dan anion dapat berada berdekatan tanpa harus membentuk
garam. Ion lebih mudah terhidrasi oleh air yang reaktif, padat dengan ikatan
lemah, daripada air inert tidak padat dengan daya ikat kuat. Hal ini
menciptakan zona air, sebagai contoh, kation kecil yang sangat terhidrasi
akan cenderung terakumulasi pada fase air yang lebih padat, sedangkan
kation yang lebih besar akan cenderung terakumulasi pada fase air yang
lebih renggang, dan menciptakan partisi ion seperti serial Hofmeister
sebagai berikut:
Mg2+ > Ca2+ > H+ >> Na+
NH+ > Cs+ > Rb+ > K+
ATP3- >> ATP2- = ADP2- = HPO42-
I- > Br- > Cl- > H2PO4-
catatan
•densitas air berikat semakin tinggi ke arah kanan.
Interaksi antara molekul air berikat dan gugus ionik diasumsikan
terjadi pada rentang jarak yang pendek, sehingga atom hidrogen terorientasi
ke arah anion dan menghambat interaksi antara populasi air berikat dengan
air bebas. Orientasi molekul air berikat semakin terbatas permukaan
molekul polielektrolit bermuatan negatif antara lain DNA, RNA, asam
hialorunat, kondroitin sulfat, dan jenis biopolimer bermuatan lain. Energi
elektrostatik antara molekul biopolimer bermuatan sama yang berdesakan
akan menciptakan gaya hidrasi yang mendorong molekul air bebas keluar
dari dalam sitoplasma.
Pada umumnya, konsenstrasi larutan polielektrolit yang cukup
tinggi akan membentuk gel. Misalnya gel agarose atau gel dari asam
hialuronat yang mengandung 99,9% air dari total berat gel. Tertahannya
molekul air di dalam struktur kristal gel merupakan salah satu contoh
kecenderungan alami setiap komponen dari suatu sistem untuk bercampur
dengan merata. Molekul air dapat terlepas dari gel sebagai respon dari
tekanan udara, peningkatan suhu atau melalui mekanisme penguapan,
namun dengan turunnya rasio kandungan air, daya ikat ionik yang terjadi
antara molekul zat terlarut yang menahan molekul air akan semakin kuat.
Meskipun demikian, pendekatan ionik seperti ini masih belum dapat
menjelaskan beberapa fenomena anomali larutan seperti,
perbedaan sifat air di dalam sitoplasma oosit hewan katak dengan air
di dalam inti sel dan air normal
turunnya koefisien difusi air di dalam Artemia cyst dibandingkan
dengan koefisien air yang sama pada gel agarose dan air normal
14. 14 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
lebih rendahnya densitas air pada Artemia cyst dibandingkan air
normal pada suhu yang sama
anomali trimetilamina oksida pada jaringan otot
kedua kandungan air normal, dan air dengan koefisien partisi 1,5 yang
dimiliki mitokondria pada suhu 0-4 °C
Fenomena anomali larutan ini dianggap terjadi pada rentang jarak
jauh yang berada di luar domain pendekatan ionik.
Energi pada molekul air menjadi tinggi ketika ikatan hidrogen yang
dimiliki menjadi tidak maksimal, seperti saat molekul air berada dekat
dengan permukaan atau gugus hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon
kemudian disebut bersifat hidrofobik sebab tidak membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air. Daya ikat hidrogen pada kondisi ini akan
menembus beberapa zona air dan partisi ion, sehingga dikatakan bahwa
sebagai karakter air pada rentang jarak jauh. Pada rentang ini, molekul
garam seperti Na2SO4, sodium asetat dan sodium fosfat akan memiliki
kecenderungan untuk terurai menjadi kation Na+ dan anionnya.
D. GARAM DAPUR
Garam dapur adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin.
Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida
(NaCl) yang dihasilkan oleh air laut.
Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara
berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah
tinggi (hipertensi). Selain itu garam juga digunakan untuk mengawetkan
makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegah penyakit gondok, garam
dapur juga sering ditambahi yodium.
E. TEH
Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang
dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang
dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang
berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong,
teh hijau, dan teh putih.
Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah,
rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip,
camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh
disebut teh herbal.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan
dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh
15. 15 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri
dari teh.
Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh
melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di
Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per
tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia
merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.
Negeri Tiongkok menjadi tempat lahirnya teh, disanalah pohon teh
Tiongkok (Camellia sinensis) ditemukan dan berasal. Tepatnya di provisnsi
Yunnan, bagian barat daya Cina. Iklim wilayah itu tropis dan sub-tropis,
dimana daerah tersebut memang secara keseluruhan adalah hutan zaman
purba. Daerah demikian, yang hangat dan lembab menjadi tempat yang
sangat cocok bagi tanaman teh, bahkan ada teh liar yang berumur 2,700
tahun dan selebihnya tanaman teh yang ditanam yang mencapai usia 800
tahun ditemukan ditempat ini.
Legenda menjadi bentuk dokumentasi yang paling tua, dimana
diceritakan bahwa Shennong yang menjadi cikal bakal pertanian dan
ramuan obat - obatan, juga yang menjadi penemu teh. Dikatakan dalam
bukunya bahwa ia secara langsung mencoba banyak ramuan herbal dan
menggunakan teh sebagai obat pemunah bila ia terkena racun dari ramuan
yang dicoba. Hidupnya berakhir karena ia meminum ramuan yang beracun
dan tidak sempat meminum teh pemunah racun menyebabkan organ dalam
tubuhnya meradang.
Teh Cina pada awalnya memang digunakan untuk bahan obat –
obatan (Abad ke-8 SM), itupun sudah berumur ribuan tahun riwayatnya.
Orang – orang Cina pada waktu itu mengunyah teh (770 SM – 476 SM)
mereka menikmati rasa yang menyenangkan dari sari daun teh. Teh juga
sering kali dipadukan dengan ragam jenis makanan dan racikan sop.
Pada zaman pemerintahan dinasti Han (221 SM – 8 M), teh mulai
diolah dengan pemrosesan yang terbilang sederhana, dibentuk membulat,
dikeringkan dan disimpan, teh mulai dijadikan sebagai minuman, teh
diseduh dan dikombinasikan dengan ramuan lain (misalnya : jahe) dan
kebiasaan ini melekat kuat dengan kebudayaan masyarakat Cina. Lebih jauh
lagi, teh kemudian digunakan sebagai tradisi dalam menjamu para tamu.
Setelah zaman Dinasti Ming, banyak ragam jenis teh kemudian ditemukan
dan ditambahkan, teh yang populer nantinya ini banyak dikembangkan di
daerah Canton (Guangdong) dan Fukien (Fujian).
Konsumsi budaya Cina akan kebiasaan minum teh pun menyebar,
bahkan melekat erat pada setiap lapisan masyarakat.Pada tahun 800 M., Lu
16. 16 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
Yu menulis buku yang mendefiniskan tentang teh, dengan judul Ch'a Ching.
Lu Yu adalah seorang anak yatim yang dibesarkan oleh cendekiawan
Pendeta Budha di salah satu Biara terbaik di Cina. Sebagai seorang pemuda,
diapun acap kali melawan disiplin pendidikan kependetaan yang kemudian
membuatnya memiliki daya pengamatan yang baik, performasinya pun
meningkat dari tahun ke tahun, meskipun demikian, ia merasa hidupnya
hampa dan tidak bermakna.
Setelah setengah perjalan hidupnya, ia pensiun selama 5 tahun untuk
mengasingkan diri. Dengan riwayat hidup dan perjalanan yang pernah
disinggahinya, ia mengkondisikan beragam metode dalam bertanam dan
mengelola teh zaman Cina Purba.
Ternyata Pengaruh Teh Cina menulari Jepang, konsumsi teh
menyebar melalui kebudayaan Cina yang akhirnya menjangkau setiap aspek
masyarakat. Bibit teh dibawa ke Jepang oleh seorang pendeta Budha
bernama Yeisei yang melihat bahwa teh Cina mampu meningkatkan
konsentrasi saat bermeditasi. Ia dikenal sebagai Bapak Teh di Jepang,
karena asal muasal inilah, teh Jepang erat kaitannya dengan Zen Buddhism.
Teh diminati pula dalam kekaisaran Jepang, yang kemudian menyebar
dengan cepat di kalangan istana dam masyarakat Jepang.
Teh bahkan menjadi budaya dan bagian dari seni yang dituangkan
dalam Japanese Tea Ceremony (Cha-no-yu atau air panas untuk teh).
Upacara ini membutuhkan latihan yang panjang, bahkan hingga bertahun –
tahun. Performasi dari Cha-no-yu adalah menjungjung tinggi
kesempurnaan, kesopanan, pesona dan keanggunan.
Budaya mengkonsumsi teh yang sudah dilakukan di Cina dan
Jepang ternyata menjadi buah bibir di Eropa. Kelompok kafilah bahkan
mendengar bagaimana orang – orang mengkonsumsi teh, dan mendapatkan
informasi yang samar, lucunya mereka mendengar bahwa teh di seduh,
digarami, diberi mentega dan kemudian dimakan. Orang Eropa yang secara
personal menemukan teh dan kemudian menulis tentangnya adalah Jesuit
Father Jasper de Cruz pada tahun 1560.
Portugis menjalin hubungan dagang dengan Cina, mengembangkan
jalur dagang dengan mengkapalkan teh ke Lisbon dan kemudian kapal –
kapal Belanda berangkat ke Perancis, Negeri Belanda dan baltik, teh
kemudian semakin populer ke belahan dunia barat.
Teh singgah di Eropa pada zaman Elizabeth I,dan kemudian tren
dalam kerajaan Belanda. Teh menjadi minuman yang mahal pada waktu itu
(lebih dari $100 per pound-nya), sehingga para pedagang teh mendapatkan
kemakmuran darinya. Masyarakat Belanda sangat menggemari teh, dan
konsumsi teh pun meningkat pesat, meskipun demikian banyak yang
17. 17 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
mempertanyakan manfaat teh,dan berbagai dampak negatif lainnya.
Apapun itu, masyarakat pada umunya tidak lagi
mempermasalahkan/terpengaruh dan kembali menikmati minuman teh ini.
Teh menjadi bagian dari masyarakat di Eropa, dan ragam kombinasi
konsumsi teh pun dicoba, seperti mencampurkan teh dengan susu. Pada
masa itupun layanan teh disajikan pertama kali di restoran. Kedai minuman
pun memberikan perkakas teh portabel lengkap disertai alat pemanasnya.
Teh pun sangat populer di Perancis, tetapi tidak berlangsung lama
(kurang lebih lima belas tahun), dan kemudian digantikan popularitasnya
dengan minuman yang memiliki daya tarik yang lebih kuat seperti anggur,
kopi, dan cokelat.
Pada tahun 1650, orang – orang Belanda sangat aktif dalam
perdagangan sampai pada dunia Barat. Peter Stuyvesant yang membawa teh
Cina ke Amerika pertama kali untuk koloninya (tempat itu kenal sebagai:
New York sampai sekarang).
Teh pertmana kali tiba di Inggris sekitar tahun 1650-an, setelahnya
teh menjadi minuman yang sangat populer bahkan dapat dikatakan sebagai
minuman nasional masyarakat Inggris.
Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia
sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan
setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap,
karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses
selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air
pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang
sudah ditentukan.
Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun
sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak
menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya
proses fermentasi yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar
memang bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan
terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami fermentasi dengan
jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur bersifat
karsinogenik.
Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:
Teh putih
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses
oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk
18. 18 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah
lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih
mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara
perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.
Teh hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses
setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal,
proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang
dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan
menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual
dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-
bola kecil (teh yang disebut gun powder).
Oolong
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh
hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
Teh hitam atau teh merah
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga
1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan
(India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika
seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan
harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa (红茶) atau (紅茶)
dalam bahasa Jepang adalah "teh merah" karena air teh sebenarnya
berwarna merah. Orang Barat menyebutnya sebagai "teh hitam" karena
daun teh berwarna hitam. Di Afrika Selatan, "teh merah" adalah sebutan
untuk teh rooibos yang termasuk golongan teh herbal. Teh hitam masih
dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan
tradisional) atau CTC (metode produksi teh Crush, Tear, Curl yang
berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended)
dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode
pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur). Teh
jenis Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca
produksi sesuai standar Orange Pekoe.
Pu-erh (Póu léi dalam bahasa Kantonis)
Teh pu-erh terdiri dari dua jenis: "mentah" dan "matang." Teh pu-
erh yang masih "mentah" bisa langsung digunakan untuk dibuat teh atau
disimpan beberapa waktu hingga "matang". Selama penyimpanan, teh pu-
19. 19 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh "matang"
dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara artifisial supaya
menyerupai rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama disimpan dan
mengalami proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang" dibuat dengan
mengontrol kelembaban dan temperatur daun teh mirip dengan proses
pengomposan. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres
menjadi seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar
proses oksidasi tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak
dipres tidak akan mengalami proses pematangan. Semakin lama disimpan,
aroma teh pu-erh menjadi semakin enak. Teh pu-erh yang masih "mentah"
kadang-kadang disimpan sampai 30 tahun bahkan 50 tahun supaya matang.
Pakar bidang teh dan penggemar teh belum menemui kesepakatan soal lama
penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan selama 10 hingga 15
tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja diminum
setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan
merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima
menit. Orang Tibet mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur
dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam.
Teh juga sering dikaitkan dengan kegunaannya untuk kesehatan.
Teh hijau dan teh pu-erh sering digunakan untuk diet. Orang juga sering
menghubung-hubungkan teh dengan keseimbangan yin yang. Teh hijau
cenderung yin, teh hitam cenderung yang, sedangkan teh oolong dianggap
seimbang. Teh pu-erh yang berwarna coklat dianggap mengandung energi
yang dan sering dicampur bunga seruni yang memiliki energi yin agar
seimbang.
Sebagian besar merek teh yang dijual di pasaran merupakan hasil
ramuan ahli teh yang membuat blend yang unik untuk merek tersebut dari
berbagai daun teh yang berbeda. Rasa enak dari teh berkualitas tinggi dan
berharga mahal biasanya bisa menutupi rasa teh yang berkualitas rendah,
sehingga kualitas teh bisa meningkat dan dapat dijual dengan harga yang
lebih pantas. Teh hasil ramuan juga menjaga agar rasa teh yang dimiliki
merek tertentu tetap stabil sepanjang masa.
Teh melati dibuat dengan mencampur kuncup melati yang siap
mekar. Sebelum dicampur dengan kuncup melati, daun teh mengalami
proses pelembaban agar harum melati dapat menempel pada daun teh.
Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada
daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh
hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam
mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses
20. 20 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
oksidasi. Teh juga mengandung kafein (sekitar 3% dari berat kering atau
sekitar 40 mg per cangkir), teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit.
Teh celup
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas
dengan tali. Teh celup sangat populer karena praktis untuk membuat teh,
tetapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak menyukai rasa teh celup.
Teh saring
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas
tanpa tali. Teh saring sangat populer karena praktis untuk membuat teh
dalam kuantitas banyak dan menghasilkan lebih pekat dibandingkan teh
celup.
Teh seduh (daun teh)
Teh dikemas dalam kaleng atau dibungkus dengan pembungkus dari
plastik atau kertas. Takaran teh dapat diatur sesuai dengan selera dan sering
dianggap tidak praktis. Saringan teh dipakai agar teh yang mengambang
tidak ikut terminum. Selain itu, teh juga bisa dimasukkan dalam kantong teh
sebelum diseduh. Mangkuk teh bertutup asal Tiongkok yang disebut gaiwan
dapat digunakan untuk menyaring daun teh sewaktu menuang teh ke
mangkuk teh yang lain.
Teh yang dipres
Teh dipres agar padat untuk keperluan penyimpanan dan
pematangan. Teh pu erh dijual dalam bentuk padat dan diambil sedikit demi
sedikit sewaktu mau diminum. Teh yang sudah dipres mempunyai masa
simpan yang lebih lama dibandingkan daun teh biasa.
Teh stik
Teh dikemas di dalam stik dari lembaran aluminium tipis yang
mempunyai lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai saringan teh.
Teh instan
Teh berbentuk bubuk yang tinggal dilarutkan dalam air panas atau
air dingin. Pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an tetapi tidak
diproduksi hingga akhir tahun 1950-an. Teh instan ada yang mempunyai
rasa vanila, madu, buah-buahan, atau dicampur susu bubuk.
F. KOPI
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan
dan ekstraksi biji tanaman kopi yang dikeringkan kemudian dihaluskan
menjadi bubuk.
21. 21 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
Kata kopi sendiri awalnya berasal dari bahasa Arab: قهوة qahwah
yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai
makanan berenergi tinggi.
Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal
dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa
Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.
Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas
terbaik) dan robusta
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman
berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di
benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus
berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di
dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.[butuh rujukan]
Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi
per tahunnya.[6] Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga
dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu,
dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
Kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi. Kafein sendiri
merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari
tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit.[22] Berbagai efek kesehatan
dari kopi pada umumnya terkait dengan aktivitas kafein di dalam
tubuh.[butuh rujukan] Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah
meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan
memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Efeknya ini
biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian setelah mengonsumsi
kopi. Kafein tidak hanya dapat ditemukan pada tanaman kopi, tetapi juga
terdapat pada daun teh dan biji cokelat.
G. BAWANG MERAH
Bawang merah (Allium cepa L. var Aggregatum) adalah sejenis
tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia.
Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak
dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga
menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap
masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia
Tenggara.
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan
yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal
tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti
22. 22 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
pipa yang berlubang didalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang,
lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang
merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan
kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang
disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang
tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul.
Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam
folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi.
Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa
hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai
obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung
efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase
selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti
mikoba yang bersifat bakterisida.
Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dan digoreng
dengan minyak goreng yang banyak. Pada umumnya, masakan Indonesia
berupa soto , sup juga bubur ayam menggunakan bawang goreng sebagai
penyedap sewaktu dihidangkan. Selain diolah menjadi bawang goreng,
bawang merah dapat juga dapat bermanfaat sebagai obat yaitu untuk
mengobati maag, masuk angin, menurunkan kadar gula dalam darah,
menurunkan kolesterol, sebagai obat kencing manis / diabetes melitus,
memperlancar pernafasan dan memperlancar aliran darah karena bawang
merah dapat menghambat penimbunan trombosit dan meningkatkan
aktifitas fibrinotik.
H. EKSTRAK
Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah
secara kimiawi. Senyawa kimia yang diekstrak meliputi senyawa aromatik,
minyak atsiri, ester, dan sebagainya yang kemudian menjadi bahan baku
proses industri atau digunakan secara langsung oleh masyarakat. Contoh
bahan baku yang umumnya diekstrak yaitu daun mint, batang kayu pinus
(ekstraksi resin), kayu manis, jahe, lemon, jeruk, vanilla, dan cengkeh.
Metode ekstraksi yang umum dilakukan yaitu:
o Distilasi, yaitu ekstraksi berdasarkan beda titik didih antara ekstrak
dengan senyawa lainnya
o Pemisahan berdasarkan beda massa jenis bahan yang tidak dapat
bercampur
23. 23 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
o Penyaringan, yaitu ekstraksi berdasarkan beda jenis dan/atau ukuran
partikel
o Absorpsi, yaitu penyerapan senyawa ekstrak dari bahan baku
dengan bahan yang memiliki keterikatan atau kelarutan tinggi
dengan senyawa ekstrak, misal menggunakan alkohol
o Termal, yaitu pengambilan senyawa ekstrak dari bahan baku dengan
menggunakan perubahan temperatur, seperti ekstraksi secara fluida
super kritis
o Penumbukan, yaitu menghancurkan bahan hingga menjadi ukuran
yang sangat kecil
I. DETERJEN
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk
membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak
bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara
lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air.
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:
- Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif
permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil
(suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini
berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga
dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan
bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan
yaitu:
a. Anionik :
-Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
-Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
-Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik : Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
- Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi
pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral
penyebab kesadahan air.
a. Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Asetat :
- Nitril Tri Acetate (NTA)
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
24. 24 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
c. Silikat : Zeolit
d. Sitrat : Asam SitratBAB III
- Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak
mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi
menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.
- Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat
produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih,
pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci
deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud
komersialisasi produk. Contoh : Enzim, Boraks, Sodium klorida,
Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
25. 25 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
BAB III
METODEOLOGI
A. Metode Percobaan
Metode percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode studi
pustaka, yaitu mempelajari teori-teori perkecambahan melalui buku-buku
referensi. Selain itu juga menggunakan metode penelitian, yaitu metode
yang dilakukan melalui percobaan dan pengamatan untuk membandingkan
pertumbuhan tanaman kacang hijau dalam 6 gelas air mineral dengan
perlakuan yang berbeda-beda.
B. Rancangan Penelitian
Dalam karya tulis ilmiah yang menyajikan data yang berkaitan dengan
pengaruh perbedaan pemberian larutan terhadap pertumbuhan kacang hijau
ini, kelompok kami melalukan percobaan, pengamatan dan pustaka.
Demi terjalinnya kekompakan dan keefesienan dalam bekerja, penulis
beserta kelompok membagi tugas yang berbeda pada setiap individu.
Masing-masing akan berperan antara lain sebagai penyedia alat dan bahan,
pengumpulan refrensi atau bahan kajian teori yang dijadikan sebagai bahan
acuan, pengerjaan pembuatan variable manipulasi atau mesia tumbuh,
pelaksana percobaan, sebagai pengukur pertumbuhan tinggi kacang hijau
(kecambah) selama masa percobaan yaitu selama 7 hari, pendokumentasi
pertumbuhan kacang hijau berupa foto sebagai bukti autentik atas percobaan
tersebut, dilanjutkan dengan pencatatan data pertumbuhan kacang hijau
selama masa percobaan. Setelah semua data dan foto terkumpul, dilakukan
proses pembuatan makalah laporan hasil penelitian ini sekaligus
mendiskusikan kesimpulan dari percobaan. Mengolah data menjadi data
olahan yang layak untuk disajikan kepada pembaca dalam bentuk karya tulis
ilmiah yang baik dan menurut standar.
C. Populasi Dan Sempel
Populasi : biji kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Sempel : ± 18 biji kacang hijau.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 15 Agustus 2015 sampai dengan
tanggal 25 Agustus 2015. Tempat penelitian sebagai berikut:
1. Pemberian Larutan Garam dan Air Biasa untuk kacang hijau bertempat
di Rumah Reja Rukmana
2. Pemberian Air Teh dan Air Kopi untuk kacang hijau bertempat di
Rumah Aninda
3. Pemberian Ekstrak Bawang Merah dan Deterjen untuk kacang hijau
bertempat di Rumah Alfian Badrul Isnan
26. 26 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
E. Variabel Percobaan
a. Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel manipulasi adalah variabel (bisa berupa
suatu zat) yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya
perubahan atau timbulnya variabel terikat. Merupakan faktor
(perlakuan) yang dibuat tidak sama (bervariasi).
Variabel bebas dalam percobaan ini adalah Variasi pemberian larutan
pada setiap gelas yang berisi kacang hijau yaitu, air bening pada gelas
No. 1, larutan garam pada gelas No. 2, larutan teh pada gelas No. 3,
larutan kopi pada gelas No. 4, ekstrak bawang merah pada gelas No. 5,
larutan deterjen pada gelas No. 6.
b. Variabel terikat
Variabel terikat atau variable respon merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Merupakan faktor yang muncul akibat variable bebas.
Dalam percobaan ini yang merupakan variable terikat adalah
Pertumbuhan kacang hijau.
c. Variabel Kontrol
Variabel control adalah faktor (perlakuan) yang berpengaruh yang
dibuat sama dan terkendali (bertolak belakang dengan variabel bebas).
Yang merupakan variabel control adalah suhu, cahaya, kelembapan,
kapas, biji kacang hijau dan tempat media tanam.
F. Sasaran Percobaan
Pada penelitian ini yang merupakan sasaran penelitiannya adalah :
1. Gelas 1 : Air Bening
2. Gelas 2 : Larutan Garam
3. Gelas 3 : Larutan Teh
4. Gelas 4 : Larutan Kopi
5. Gelas 5 : Ekstrak Bawang Merah
6. Gelas 6 : Larutan Deterjen
G. Instrumen Percobaan
a. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Gelas Plastik Trasparan
2. Penggaris
3. Alat Tulis
4. Sendok
27. 27 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
b. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Biji Kacang Hijau (dari induk yang sama)
2. Air bening
3. Garam
4. Kopi
5. Teh
6. Deterjen
7. Bawang Merah
8. Tisu/Kapas
H. Langkah Kerja
1. Siapkan 6 Gelas plastik transparan dan masukan beberapa lembar tisu
ke dasar gelas plastik transparan tersebut
2. Beri nomor pada setiap gelas plastik transparan tersebut dengan nomor
1, 2, 3, 4, 5, dan 6
3. Masukkan 3 Biji kacang hijau ke dalam setiap gelas plastik tersebut
4. Berikan 3 sendok makan air biasa kedalam gelas bernomor 1
5. Berikan 3 sendok makan larutan garam kedalam gelas bernomor 2
6. Berikan 3 sendok makan air teh kedalam gelas bernomor 3
7. Berikan 3 sendok makan air kopi kedalam gelas bernomor 4
8. Berikan 3 sendok makan ekstrak bawang merah kedalam gelas
bernomor 5
9. Berikan 3 sendok makan larutan deterjen kedalam gelas bernomor 6
10. Simpan di tempat yang kering dan cukup cahaya matahari agar proses
penelitian berjalan lancar
11. Tunggu ke esokan harinya dan lihat hasil pertama penelitian tersebut
(Proses di bawah ini dilakukan setiap pagi hari)
12. Setiap Sore hari dilakukan penghitungan kualitas dan kuantitas pada
obyek penelitian
13. Hari berikutnya sampai hari ke-7 langkah 7-13 dilakukan pada waktu
yang telah di tentukan, agar proses penelitan berjalan lancar dan tertib.
14. Pada hari ke-7 membuat grafik pertumbuhan yang tepat dari masing-
masing perlakuan.
15. Membuat kesimpulan
I. Jadwal Penelitian
No. Tanggal Perlakuan Obyek Waktu
1.
15 Agustus
2015
Perancangan
penelitian
MAKALAH
09.00
WIB
2.
16 Agustus
2015
Mempersiapkan
alat dan bahan
serta tempat
MAKALAH
13.00
WIB
28. 28 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
untuk melakukan
penelitian
3.
17 Agustus
2015
Memulai
penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
17.30
WIB
4.
18 Agustus
2015
(Hari Pertama)
Pemberian cairan
pertama pada
setiap obyek
penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
06.00
WIB
5.
Penulisan data
Kualitas dan
kuantitas setiap
obyek penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
17.30
WIB
6.
19 Agustus
2015
(Hari Kedua)
Pemberian cairan
pertama pada
setiap obyek
penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
06.00
WIB
7.
Penulisan data
Kualitas dan
kuantitas setiap
obyek penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
17.30
WIB
8.
20 Agustus
2015
(Hari Ketiga)
Pemberian cairan
pertama pada
setiap obyek
penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
06.00
WIB
9.
Penulisan data
Kualitas dan
kuantitas setiap
obyek penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
17.30
WIB
10.
21 Agustus
2015
(Hari
Keempat)
Pemberian cairan
pertama pada
setiap obyek
penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
06.00
WIB
11.
Penulisan data
Kualitas dan
kuantitas setiap
obyek penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
17.30
WIB
12. 22 Agustus
2015
(Hari Kelima)
Pemberian cairan
pertama pada
setiap obyek
penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
06.00
WIB
13.
Penulisan data
Kualitas dan
BIJI KACANG
HIJAU
17.30
WIB
29. 29 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
kuantitas setiap
obyek penelitian
14.
23 Agustus
2015
(Hari Keenam)
Pemberian cairan
pertama pada
setiap obyek
penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
06.00
WIB
15.
Penulisan data
Kualitas dan
kuantitas setiap
obyek penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
17.30
WIB
16.
24 Agustus
2015
(Hari Ketujuh)
Pemberian cairan
pertama pada
setiap obyek
penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
06.00
WIB
17.
Penulisan data
Kualitas dan
kuantitas setiap
obyek penelitian
BIJI KACANG
HIJAU
17.30
WIB
18.
Pengumpulan
data
MAKALAH
19.00
WIB
19.
25 Agustus
2015
Penyusunan Data
dan Makalah
MAKALAH
08.00
WIB
20.
Penyerahan
Makalah dan
Presentasi
GURU
PEMBIMBING
30. 30 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
BAB IV
HASIL DAN PERUBAHAN
A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang telah kami lakukan pada tanaman kacang hijau maka
diperoleh data-data sebagai berikut:
1. Obyek 1
Gelas bernomor 1 adalah gelas yang diisi dengan biji kacang hijau dan
disiram dengan Air bening setiap harinya, diperoleh data sebagai
berikut
a. Kuantitas
Data ini adalah hasil pengukuran dari akar hingga ujung batang
kacang hijau
i. Data
1 2 3
1 18Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 19Agustus 2015 0.50 0.00 0.00 0.50 0.17
3 20Agustus 2015 2.00 1.50 0.00 3.50 1.17
4 21Agustus 2015 5.00 4.00 2.00 11.00 3.67
5 22Agustus 2015 7.00 7.00 5.00 19.00 6.33
6 23Agustus 2015 8.50 8.00 7.00 23.50 7.83
7 24Agustus 2015 10.00 9.00 8.00 27.00 9.00
33.00 29.50 22.00 84.50 28.17
4.71 4.21 3.14 12.07 4.02Rata-rata
Rata-rataJumlah
Kacang
TanggalNo.
Jumlah
ii. Grafik
0
5
10
15
18
Agustus
2015
19
Agustus
2015
20
Agustus
2015
21
Agustus
2015
22
Agustus
2015
23
Agustus
2015
24
Agustus
2015
Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau
Pada Gelas 1
Kacang 1 Kacang 2 Kacang 3
31. 31 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
b. Kualitas
Data ini dibuat dari pengamatan oleh indra manusia sesuai
dengan kenampakan fisik pada tumbuhan kacang hijau
1 2 3
1 18Agustus 2015 sedikit terkelupas sedikit terkelupas
Tidak Ada
Perubahan
2 19Agustus 2015
Mulai tumbuh
bagian tubuh
daunnya masih
kecil, berwarna
keunguan
berwarna
keunguan
Tidak Ada
Perubahan
3 20Agustus 2015 daunnya melebar
mulai tumbuh
kecambah
sedikit terkelupas
4 21Agustus 2015
batangnya
bertambah
panjang
akarnya tumbuh
dan daunnya
tumbuh
sudah mulai
tumbuh
5 22Agustus 2015
akarnya
bertambah
batangnya
bertambah tinggi
batangnya
tumbuh tinggi
6 23Agustus 2015
kulit bijinya
terkelupas
akarnya tumbuh
dan terkelupas
kulitnya
daunnya melebar
7 24Agustus 2015 tumbuh tumbuh tumbuh
No. Tanggal
Kacang Hijau
c. Pembahasan
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas
pertama, kacang hijau yang diberikan air bening menunjukan
bahwa rata-rata tumbuh kacang pada gelas ini adalah 4 cm,
kacang pada gelas ini tumbuh secara normal.
2. Obyek 2
Gelas bernomor 2 adalah gelas yang diisi dengan biji kacang hijau dan
disiram dengan larutan garam setiap harinya, diperoleh data sebagai
berikut
a. Kuantitas
Data ini adalah hasil pengukuran dari akar hingga ujung batang
kacang hijau
32. 32 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
i. Data
1 2 3
1 18Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 19Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 20Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 21Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 22Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 23Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7 24Agustus 2015 0.70 0.30 0.10 1.10 0.37
0.70 0.30 0.10 1.10 0.37
0.10 0.04 0.01 0.16 0.05Rata-rata
Rata-rataJumlah
Kacang
TanggalNo.
Jumlah
ii. Grafik
b. Kualitas
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas
0
0.2
0.4
0.6
0.8
18
Agustus
2015
19
Agustus
2015
20
Agustus
2015
21
Agustus
2015
22
Agustus
2015
23
Agustus
2015
24
Agustus
2015
Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau
Pada Gelas 2
Kacang 1 Kacang 2 Kacang 3
33. 33 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
1 2 3
1 18 Agustus 2015
Tidak Ada
Perubahan
Tidak Ada
Perubahan
Tidak Ada
Perubahan
2 19 Agustus 2015 - - -
3 20 Agustus 2015 - - -
4 21 Agustus 2015 - - -
5 22 Agustus 2015
berubah warna
menjadi
kecoklatan
- -
6 23 Agustus 2015
warna coklatnya
semakin pekat
berubah warna
menjadi warna
kecoklatan
-
7 24 Agustus 2015
berkecambah
pendek dan
berdaun mungil
warna cokelatnya
semakin pekat
berubah warna
menjadi berwarna
kecoklatan
No. Tanggal
Kacang Hijau
c. Pembahasan
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas kedua,
kacang dengan larutan garam menunjukan hasil bahwa sampai
hari ke-5 kacang tidak memperlihatkan perubahan. Pada hari ke-
5 warna kacang semakin gelap. Pada hari ke 7 ternyata kacang
tumbuh dengan rata-rata 0.3
3. Obyek 3
Gelas bernomor 3 adalah gelas yang diisi dengan biji kacang hijau dan
disiram dengan air teh setiap harinya, diperoleh data sebagai berikut
a. Kuantitas
Data ini adalah hasil pengukuran dari akar hingga ujung batang
kacang hijau
i. Data
1 2 3
1 18Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 19Agustus 2015 2.00 1.00 0.00 3.00 1.00
3 20Agustus 2015 4.00 2.50 0.00 6.50 2.17
4 21Agustus 2015 5.00 3.00 0.00 8.00 2.67
5 22Agustus 2015 7.00 3.00 0.00 10.00 3.33
6 23Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7 24Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
18.00 9.50 0.00 27.50 9.17
2.57 1.36 0.00 3.93 1.31Rata-rata
Rata-rataJumlah
Kacang
TanggalNo.
Jumlah
34. 34 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
ii. Grafik
b. Kualitas
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas
1 2 3
1 18Agustus 2015
Kulitnya Sudah
Terkelupas
Sedikit Terkelupas
Kulitnya
-
2 19Agustus 2015
Mulai Keluar
Kecambah
Keluar Kecambah -
3 20Agustus 2015
Kepala Tauge
Berwarna
Keunguan
kecambahnya
tumbuh
Kepala Tauge
Berwarna
Keunguan
kecambahnya
tumbuh
-
4 21Agustus 2015
Kecambahnya
Tumbuh
Kecambahnya
Tumbuh
-
5 22Agustus 2015
Mulai Tumbuh
Daun
Tumbuh Daun -
6 23Agustus 2015
Akarnya Tumbuh,
Daunnya Mekar
-
Mulai Tumbuh
Kecambah
7 24Agustus 2015 Daunnya Melebar - -
No. Tanggal
Kacang Hijau
c. Pembahasan
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas ke-3,
kacang dengan larutan teh menunjukan bahwa kacang 1
0
2
4
6
8
10
12
18
Agustus
2015
19
Agustus
2015
20
Agustus
2015
21
Agustus
2015
22
Agustus
2015
23
Agustus
2015
24
Agustus
2015
Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau
Pada Gelas 3
Kacang 1 Kacang 2 Kacang 3
35. 35 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
tumbuh secara signifikan, tetapi kacang 2 dan 3 tumbuh
lambat, ini bisa disebabkan oleh nutrisi yang terdapat di dalam
larutan teh habis terserap oleh kacang 1
4. Obyek 4
Gelas bernomor 4 adalah gelas yang diisi dengan biji kacang hijau dan
disiram dengan air kopi setiap harinya, diperoleh data sebagai berikut
a. Kuantitas
Data ini adalah hasil pengukuran dari akar hingga ujung batang
kacang hijau
i. Data
1 2 3
1 18 Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 19 Agustus 2015 2.00 1.00 0.00 3.00 1.00
3 20 Agustus 2015 2.00 1.00 0.00 3.00 1.00
4 21 Agustus 2015 2.00 1.00 0.00 3.00 1.00
5 22 Agustus 2015 2.00 1.00 0.00 3.00 1.00
6 23 Agustus 2015 2.00 1.00 0.00 3.00 1.00
7 24 Agustus 2015 2.00 1.00 0.00 3.00 1.00
12.00 6.00 0.00 18.00 6.00
1.71 0.86 0.00 2.57 0.86Rata-rata
Rata-rataJumlah
Kacang
TanggalNo.
Jumlah
ii. Grafik
b. Kualitas
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas
0
0.5
1
1.5
2
2.5
18
Agustus
2015
19
Agustus
2015
20
Agustus
2015
21
Agustus
2015
22
Agustus
2015
23
Agustus
2015
24
Agustus
2015
Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau
Pada Gelas 4
Kacang 1 Kacang 2 Kacang 3
36. 36 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
1 2 3
1 18Agustus 2015
Sedikit Terkelupas
Kulitnya
Sedikit Terkelupas
Kulitnya
Belum Tumbuh
2 19Agustus 2015
Mulai tumbuh
bagian batang
Mulai Tumbuh
Batangnya,
Kulitnya baru
terbuka sedikit
-
3 20Agustus 2015
Mulai tumbuh
bagian batang
Kulitnya baru
terbuka
setengahnya
-
4 21Agustus 2015 - - -
5 22Agustus 2015 - - -
6 23Agustus 2015 - - -
7 24Agustus 2015 - - -
No. Tanggal
Kacang Hijau
c. Pembahasan
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas ke-4
adalah gelas dengan air kopi mununjukan bahwa pada hari
perama, kacang 1 tumbuh mencapai 2 cm, dan kacang 2 tumbuh
1 cm, sementara kacang 3 belum mununjukan pertumbuhan
yang jelas. 3 hari pertama kacang dalam gelas ini terlihat bahwa
kulitnya mulai terkelupas. Hari selanjutnya kacang pada gelas
ini tidak menunjukan pertumbuhan yang signifikan.
5. Obyek 5
Gelas bernomor 5 adalah gelas yang diisi dengan biji kacang hijau dan
disiram dengan ekstrak bawang merah setiap harinya, diperoleh data
sebagai berikut
a. Kuantitas
Data ini adalah hasil pengukuran dari akar hingga ujung batang
kacang hijau
i. Data
37. 37 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
1 2 3
1 18Agustus 2015 0.50 0.30 0.10 0.90 0.30
2 19Agustus 2015 0.70 0.50 0.40 1.60 0.53
3 20Agustus 2015 1.50 1.30 1.00 3.80 1.27
4 21Agustus 2015 2.60 2.20 1.70 6.50 2.17
5 22Agustus 2015 4.10 3.30 2.10 9.50 3.17
6 23Agustus 2015 7.20 5.40 3.50 16.10 5.37
7 24Agustus 2015 11.40 8.60 6.50 26.50 8.83
28.00 21.60 15.30 64.90 21.63
4.00 3.09 2.19 9.27 3.09Rata-rata
Rata-rataJumlah
Kacang
TanggalNo.
Jumlah
ii. Grafik
b. Kualitas
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas
0
2
4
6
8
10
12
18
Agustus
2015
19
Agustus
2015
20
Agustus
2015
21
Agustus
2015
22
Agustus
2015
23
Agustus
2015
24
Agustus
2015
Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau
Pada Gelas 5
Kacang 1 Kacang 2 Kacang 3
38. 38 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
1 2 3
1 18Agustus 2015
Tumbuh
Kecambah Kecil
Tumbuh
Kecambah Kecil
Tumbuh
Kecambah Kecil
2 19Agustus 2015 - - -
3 20Agustus 2015
Batang
Memanjang
Berwarna
Keunguan
Batang
Memanjang
Keunguan
Batang
Memanjang
4 21Agustus 2015 Tumbuh Tumbuh Tumbuh
5 22Agustus 2015 Tumbuh Tegap Tumbuh tumbuh
6 23Agustus 2015 - - -
7 24Agustus 2015
Pucuk Baru
tumbuh
Pucuk Baru
Tumbuh
Pucuk Baru
Tumbuh
No. Tanggal
Kacang Hijau
c. Pembahasan
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas yang
disiram dengan air ekstrak bawang merah diperoleh hasil seperti
pada data di atas bahwa pada hari pertama ketiga kacang tersebut
tumbuh kecambah kecil dengan rata-rata berukuran 0,3 cm. Pada
hari kedua diperolah ukuran kecambah dengan rata-rata 0,5
cm.pada hari ketiga diperoleh pada kacang 1 dan dua warna
kecambah berubah menjadi warna keunguan dengan ukuran
kecambah rata-rata 1,3 cm. Dari hari keempat sampai keenam
semua kacang tumbuh secara normal, pada hari ketujuh, ketiga
kacang tersebut mempunyai pucuk baru dan kecambah tumbuh
tegap dengan rata-rata berukuran 9 cm. Dapat disimpulkan
bahwa, menggunakan ektrak bawang sebagai media penutrisian
kacang dapat menumbuhkan kacang hijau dengan baik.
6. Obyek 6
Gelas bernomor 6 adalah gelas yang diisi dengan biji kacang hijau dan
disiram dengan larutan deterjen setiap harinya, diperoleh data sebagai
berikut
a. Kuantitas
Data ini adalah hasil pengukuran dari akar hingga ujung batang
kacang hijau
39. 39 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
i. Data
1 2 3
1 18Agustus 2015 0.20 0.30 0.10 0.60 0.20
2 19Agustus 2015 0.30 0.30 0.10 0.70 0.23
3 20Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 21Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 22Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 23Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7 24Agustus 2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.50 0.60 0.20 1.30 0.43
0.07 0.09 0.03 0.19 0.06Rata-rata
Rata-rataJumlah
Kacang
TanggalNo.
Jumlah
ii. Grafik
b. Kualitas
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas
1 2 3
1 18Agustus 2015
Menjadi Berwarna
Coklat
Menjadi Berwarna
Coklat
Menjadi Berwarna
Coklat
2 19Agustus 2015 Tumbuh - -
3 20Agustus 2015 - - -
4 21Agustus 2015 - - -
5 22Agustus 2015 - - -
6 23Agustus 2015 - - -
7 24Agustus 2015 - - -
No. Tanggal
Kacang Hijau
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
18
Agustus
2015
19
Agustus
2015
20
Agustus
2015
21
Agustus
2015
22
Agustus
2015
23
Agustus
2015
24
Agustus
2015
Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau
Pada Gelas 6
Kacang 1 Kacang 2 Kacang 3
40. 40 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
c. Pembahasan
Dari data di atas, dapat dibahas bahwa kacang pada gelas ke 6
yang di siram dengan larutan deterjed hasilnya adalah hari
pertama menunjukan pertumbuhan pada ketiga kacang dengan
ukuran 0,1 cm sampai 0,3 cm, pada hari itu pula warna kacang
hijau menjadi gelap. Pada hari berikutnya ketiga kacang tidak
tumbuh secara norma, hanya kacang nomor 1 saja yang tumbuh
menjadi berukuran 0,3 cm, dan semua kacang berwarna hitam
pekat dan dinyatakan mati. Dapat di tarik kesimpulan bahwa
deterjen mengandung unsur kimiawi yang dapat membunuh atau
mengganggu kelangsungan hidup suatu tumbuhan terutama
tumbuhan yang kami teliti yaitu kacang hijau.
Berdasarkan hasil data penelitian di atas dapat di ringkas menjadi data
sebagai berikut untuk menyatakan rata-rata setiap obyek penelitan
DATA HASIL PENELITAN
No. Tanggal Gelas1 Gelas2 Gelas3 Gelas4 Gelas5 Gelas6 Jumlah Rata-rata
1.00 18Agustus2015 0.00 0.00 0.00 0.00 0.30 0.20 0.50 0.08
2.00 19Agustus2015 0.17 0.00 1.00 1.00 0.53 0.23 2.93 0.49
3.00 20Agustus2015 1.17 0.00 2.17 1.00 1.27 0.23 5.83 0.97
4.00 21Agustus2015 3.67 0.00 2.67 1.00 2.17 0.23 9.73 1.62
5.00 22Agustus2015 6.33 0.00 3.33 1.00 3.17 0.23 14.07 2.34
6.00 23Agustus2015 7.83 0.00 4.50 1.00 5.37 0.23 18.93 3.16
7.00 24Agustus2015 9.00 0.37 4.67 1.00 8.83 0.23 24.10 4.02
28.17 0.37 18.33 6.00 21.63 1.60 76.10 12.68
4.02 0.05 2.62 0.86 3.09 0.23 10.87 1.81
Jumlah
Rata-rata
GRAFIK HASIL PENELITIAN
41. 41 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
B. Galeri Penelitian
Adapun gambar dan bukti penelitian yang telah kami lakukan sebagai
berikut:
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
18
Agustus
2015
19
Agustus
2015
20
Agustus
2015
21
Agustus
2015
22
Agustus
2015
23
Agustus
2015
24
Agustus
2015
PANJANG(CM)
GRAFIK HASIL PENELITIAN
Gelas 1 Gelas 2 Gelas 3 Gelas 4 Gelas 5 Gelas 6
42. 42 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika kita lihat dari grafik hasil penelitian, bahwa kacang pada gelas 1 terlihat
tumbuh tiggi secara cepat pada hari ke 3 sampai ke 5 dan dengan tinggi rata-
rata 9 cm dalam jangka waktu 7 hari. Lalu selanjutnya gelas 2 menunjukan
hasil dengan rata-rata 0.3 cm, gelas 3 rata-rata 4.6 cm, gelas 4 rata-rata 1
cm, gelas 5 rata-rata 8.83 cm, dan gelas 6 rata-rata 0.2 cm. Dapat
disimpulkan bahwa gelas 5 adalah gelas yang berisikan kacang hijau yang
setiap harinya diberi ekstrak bawang merah terlihat dalam grafik
menunjukan bahwa pertumbuhan setiap harinya stabil, rata-rata tumbuh
setiap harinya selalu meningkat walaupun sedikit lebih pendek dari gelas
satu, mungkin jika diteruskan kacang dalam gelas akan melampaui
ketinggian kacang pada gelas 1. Kita lihat bahwa kacang pertama tumbuh
paling tinggi di antara yang lain pada hari ke-7 karena air bening biasa yang
diberikan padanya cocok dengan dirinya. Kestabilan kacang 5 disebabkan
oleh bawang merah karena bawang merah berasal dari tumbuhan juga
(bahan organik) maka energi dalam bawang merah dapat diserap oleh
kacang hijau dan membuat kacang hijau tumbuh dengan stabil dan optimal.
Bertolak belakang dengan kacang hijau yang diberi air kopi dan deterjen,
keduanya hampil tidak menunnjukan pertumbuhan yang signifikan, bahkan
mungkin dapat membuat kacang hijau mati.
B. Saran
43. 43 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
1. Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di
tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu sehingga
percobaan akan aman dan berhasil.
2. Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
3. Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas
kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan
yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu
baik dan valid.
4. Pupuk Organik membuat pertumbuhan tumbuahn menjadi stabil.
--**--
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia Bahasa Indonesia, 2015. Air, Perkecambahan, Garam, Bawang Merah,
Deterjen, Fotosintesis, Garam Dapur, Kacang Hijau, Kopi, Kecambah,
Teh, Tumbuhan dalam http://www.id.wikipedia.org/ (diakses tanggal 16
Agustus 2015 pukul 13.15)
Starleta, Alya, 2014. Pertumbuhan Kecambah dalam
http://namaraaulia.blogspot.com/ (diakses tanggal 16 Agustus pukul 15.00)
Heristyara, 2012. Deterjen dan Tumbuhan dalam
https://rayiheristyaraelf.wordpress.com/ (diakses tanggal 16 Agustus pukul
15.15)
Herdyiks, 2014. Kacang Hijau dalam http://www.hedryiks.blogspot.com/ (diakses
tanggal 16 Agustus pukul 15.30)
Google Indonesia, 2015. Air, Perkecambahan, Garam, Bawang Merah, Deterjen,
Fotosintesis, Garam Dapur, Kacang Hijau, Kopi, Kecambah, Teh,
Tumbuhan dalam http://www.google.co.id/ (diakses tanggal 18 Agustus
2015 pukul 12.00)
Rachmawati. Faidah, Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. Biologi SMA/MA XII
Program IPA.
Karmana, Oman, 2014. Edisi kesatu Biologi untuk kelas X SMA Kelompok
peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Penerbit Grafindo Media
Pratama
45. 45 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
QTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLT
18Agustus20150
sedikit
terkelupas
0
sedikit
terkelupas
0
TidakAda
Perubahan
0
Kulitnya
Sudah
Terkelupas
0
Sedikit
Terkelupas
Kulitnya
0-0.5
Tumbuh
Kecambah
Kecil
0.3
Tumbuh
Kecambah
Kecil
0.1
Tumbuh
Kecambah
Kecil
19Agustus20150.5
Mulaitumbuh
bagiantubuh
daunnya
masihkecil,
berwarna
keunguan
0
berwarna
keunguan
0
TidakAda
Perubahan
2
MulaiKeluar
Kecambah
1
Keluar
Kecambah
0-0.7-0.5-0.4-
20Agustus20152
daunnya
melebar
1.5
mulaitumbuh
kecambah
0
sedikit
terkelupas
4
KepalaTauge
Berwarna
Keunguan
kecambahnya
tumbuh
2.5
KepalaTauge
Berwarna
Keunguan
kecambahnya
tumbuh
0-1.5
Batang
Memanjang
Berwarna
Keunguan
1.3
Batang
Memanjang
Keunguan
1
Batang
Memanjang
21Agustus20155
batangnya
bertambah
panjang
4
akarnya
tumbuhdan
daunnya
tumbuh
2
sudahmulai
tumbuh
5
Kecambahnya
Tumbuh
3
Kecambahnya
Tumbuh
0-2.6Tumbuh2.2Tumbuh1.7Tumbuh
22Agustus20157
akarnya
bertambah
7
batangnya
bertambah
tinggi
5
batangnya
tumbuhtinggi
7
Mulai
TumbuhDaun
3TumbuhDaun0-4.1
Tumbuh
Tegap
3.3Tumbuh2.1tumbuh
23Agustus20158.5
kulitbijinya
terkelupas
8
akarnya
tumbuhdan
terkelupas
kulitnya
7
daunnya
melebar
9.5
Akarnya
Tumbuh,
Daunnya
Mekar
3-1
Mulai
Tumbuh
Kecambah
7.2-5.4-3.5-
24Agustus201510tumbuh9tumbuh8tumbuh10
Daunnya
Melebar
3-1-11.4
PucukBaru
tumbuh
8.6
PucukBaru
Tumbuh
6.5
PucukBaru
Tumbuh
QTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLT
18Agustus20150
TidakAda
Perubahan
0
TidakAda
Perubahan
0
TidakAda
Perubahan
0
Sedikit
Terkelupas
Kulitnya
0
Sedikit
Terkelupas
Kulitnya
0
Belum
Tumbuh
0.2
Menjadi
Berwarna
Coklat
0.3
Menjadi
Berwarna
Coklat
0.1
Menjadi
Berwarna
Coklat
19Agustus20150-0-0-2
Mulaitumbuh
bagianbatang
1
Mulai
Tumbuh
Batangnya,
Kulitnyabaru
terbuka
sedikit
0-0.3Tumbuh0.3-0.1-
Mulaitumbuh
Kulitnyabaru
Tanggal
Tanggal1123
1231
KacangHijaudenganAirBiasa
KacangHijaudenganLarutanGaramKacangHijaudenganAirKopi
KacangHijaudenganAirTehKacangHijaudenganEkstrakBawangMerah
KacangHijaudenganLarutanDeterjen
23123
12323
46. 46 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
23Agustus20158.5
kulitbijinya
terkelupas
8
tumbuhdan
terkelupas
kulitnya
7
daunnya
melebar
9.5
Tumbuh,
Daunnya
Mekar
3-1Tumbuh
Kecambah
7.2-5.4-3.5-
24Agustus201510tumbuh9tumbuh8tumbuh10
Daunnya
Melebar
3-1-11.4
PucukBaru
tumbuh
8.6
PucukBaru
Tumbuh
6.5
PucukBaru
Tumbuh
QTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLTQTYQLT
18Agustus20150
TidakAda
Perubahan
0
TidakAda
Perubahan
0
TidakAda
Perubahan
0
Sedikit
Terkelupas
Kulitnya
0
Sedikit
Terkelupas
Kulitnya
0
Belum
Tumbuh
0.2
Menjadi
Berwarna
Coklat
0.3
Menjadi
Berwarna
Coklat
0.1
Menjadi
Berwarna
Coklat
19Agustus20150-0-0-2
Mulaitumbuh
bagianbatang
1
Mulai
Tumbuh
Batangnya,
Kulitnyabaru
terbuka
sedikit
0-0.3Tumbuh0.3-0.1-
20Agustus20150-0-0-2
Mulaitumbuh
bagianbatang
1
Kulitnyabaru
terbuka
setengahnya
0-0.3-0.3-0.1-
21Agustus20150-0-0-2-1-0-0.3-0.3-0.1-
22Agustus20150
berubah
warna
menjadi
kecoklatan
0-0-2-1-0-0.3-0.3-0.1-
23Agustus20150
warna
coklatnya
semakin
pekat
0
berubah
warna
menjadi
warna
kecoklatan
0-2-1-0-0.3-0.3-0.1-
24Agustus20150.7
berkecambah
pendekdan
berdaun
mungil
0.3
warna
cokelatnya
semakin
pekat
0.1
berubah
warna
menjadi
berwarna
kecoklatan
2-1-0-0.3-0.3-0.1-
RejaRukmanaAninda
Tanggal1123
KacangHijaudenganLarutanGaram
AlfianBadrulIsnan
KacangHijaudenganAirKopiKacangHijaudenganLarutanDeterjen
23123
47. 47 | L A P O R A N P E N E L I T I A N
No. Tanggal Perlakuan Obyek Waktu
1 15 Agustus 2015 Perancangan penelitian MAKALAH 09.00 WIB
2 16 Agustus 2015
Mempersiapkan alat dan bahan
serta tempat untuk melakukan
penelitian
MAKALAH 13.00 WIB
3 17 Agustus 2015 Memulai penelitian BIJI KACANG HIJAU 17.30 WIB
4 18 Agustus 2015
Pemberian cairan pertama pada
setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 06.00 WIB
5 18 Agustus 2015
Penulisan data Kualitas dan
kuantitas setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 17.30 WIB
6 19 Agustus 2015
Pemberian cairan pertama pada
setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 06.00 WIB
7 19 Agustus 2015
Penulisan data Kualitas dan
kuantitas setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 17.30 WIB
8 20 Agustus 2015
Pemberian cairan pertama pada
setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 06.00 WIB
9 20 Agustus 2015
Penulisan data Kualitas dan
kuantitas setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 17.30 WIB
10 21 Agustus 2015
Pemberian cairan pertama pada
setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 06.00 WIB
11 21 Agustus 2015
Penulisan data Kualitas dan
kuantitas setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 17.30 WIB
12 22 Agustus 2015
Pemberian cairan pertama pada
setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 06.00 WIB
13 22 Agustus 2015
Penulisan data Kualitas dan
kuantitas setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 17.30 WIB
14 23 Agustus 2015
Pemberian cairan pertama pada
setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 06.00 WIB
15 23 Agustus 2015
Penulisan data Kualitas dan
kuantitas setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 17.30 WIB
16 24 Agustus 2015
Pemberian cairan pertama pada
setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 06.00 WIB
17 24 Agustus 2015
Penulisan data Kualitas dan
kuantitas setiap obyek penelitian
BIJI KACANG HIJAU 17.30 WIB
18 24 Agustus 2015 Pengumpulan data MAKALAH 19.00 WIB
19 25 Agustus 2015 Penyusunan Data dan Makalah MAKALAH 08.00 WIB
20 Penyerahan Makalah GURU PEMBIMBING
PEMBAHASAN MENGENAI PENELITIAN