Untuk itu, LeEco merogoh kocek senilai 20 miliar yuan atau sekitar Rp 39,5 triliun. Perusahaan asal China ini juga sekaligus mengumumkan sebuah proyek kerjasama ekologi keuangan internet serta dana industri mobil pintar.
Terletak di dataran tinggi Moganshan High dan Zona Baru Pengembangan Teknologi di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, kawasan manufaktur LeSEE diklaim akan menjadi basis produksi mobil listrik paling maju di dunia dengan produksi tahunan diproyeksikan mencapai 400 ribu kendaraan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah kawasan Eco Experience selesai dibangun, mobil pintar LeSEE akan menjadi produksi pertama mobil D-class dengan hak kekayaan intelektual independen yang berasal dari China. Hal ini merupakan pencapaian signifikan bagi industri mobil di China," kata pendiri sekaligus CEO LeEco Jia Yueting, melalui keterangannya, Jumat (12/8/2016).
Tak hanya itu, LeEco juga membangun sebuah kawasan bisnis yang terdiri dari kantor serta taman festival bertema unsur-unsur LeSports, Le Music serta berbagai seri TV atau film dari ekosistem LeEco untuk layanan dan konten.
Menurut rencana, semua kendaraan yang akan digunakan di 'eco-town otomotif' adalah mobil listrik, car sharing, dan dikendarai dengan teknologi autonomous lewat layanan internet.
Ekosistem mandiri LeEco akan memberikan nilai tambah ke seluruh mata rantai industri, termasuk R&D mobil listrik internet cerdas, manufaktur, pemasaran, kendaraan internet, intelligent driving, solusi charging, layanan purna jual, ride-sharing, dan operasi sosial.
LeEco saat ini memiliki tim mobil global lebih dari 1.000 elit profesional industri yang bekerja di kantor dan pabrik di Beijing, Shanghai, Silicon Valley, Los Angeles dan Jerman.
Keberhasilan kawasan Eco-Experience LeSEE nantinya akan menandai babak baru untuk proyek SEE. Hal ini juga akan menetapkan standar baru bagi model industri internet dan mobil. (rns/ash)