Jesse Eisenberg, Aktor 'Gila' yang Jadi Waras Berkat Akting

Hollywood Hot Profile

Jesse Eisenberg, Aktor 'Gila' yang Jadi Waras Berkat Akting

Delia Arnindita Larasati - detikHot
Jumat, 08 Apr 2016 15:20 WIB
Foto: Robin Marchant
Jakarta - Jesse Eisenberg tak hanya dikenal lewat peran-perannya sebagai orang-orang jahat di film. Namun, tingkah lakunya yang memicu kontroversi pun tak kalah menjadi perhatian.

Salah satunya pada 2013 lalu, interview Jesse dengan seorang reporter, Romina Puga, disebut sebagai interview paling canggung sepanjang sejarah. Kala itu, sang reporter mencoba untuk mengajak Jesse bermain game, namun dibalas dengan komentar yang dingin, bahkan menyebut Romina sebagai reporter yang paling buruk.

Tak hanya itu, ia juga mengungkap rasa ketidaknyamanannya ketika menghadiri acara Comic-Con beberapa tahun lalu. Kepada awak media, ia menyebut acara tahunan tersebut seperti sebuah genosida, yang sontak membuat fans dan para reporter tersinggung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun di balik itu semua, Jesse adalah salah satu aktor yang bisa menjadi apa saja. Pria kelahiran New York tersebut tak peduli jika harus tampil 'jelek', baik secara fisik maupun emosional, di depan kamera.

Seperti ketika bermain di 'American Ultra', ketika berperan sebagai seorang pecandu obat-obatan terlarang yang kembali diganggu dengan masa lalunya sebagai pembunuh keji yang bekerja untuk CIA. Di film 'In the End of the Tour', ia memerankan tokoh David Lipsky, jurnalis Rolling Stone yang ditugaskan untuk menulis profil David Foster Wallace. Keduanya memang karakter penting untuk film masing-masing, namun Jesse berhasil menonjolkan kelemahan serta kegagalan mereka.



Termasuk ketika Jesse menerima tawaran untuk bermain di 'Batman v Superman: Dawn of Justice' sebagai Lex Luthor. Ia berhasil menciptakan karakter Lex sebagai seorang ilmuan yang hidup dalam bayang-bayang dua pahlawan super dengan ego, kerapuhan dan kesendiriannya.

Dan ternyata, citra yang kerap dilihat oleh publik di layar kaca tentang Jesse tak berbeda jauh dengan di kehidupan nyata. Dalam wawancara belum lama ini, sang aktor mengaku pernah menjalani psikoterapi pada 2010 lalu untuk memperbaiki mentalnya.

"Aku saat itu menjalani terapi dengan dua orang terapis yang berbeda. Aku merasa terapi yang kujalani malah semakin membuatku tak nyaman. Seorang terapis seperti ingin menjatuhkanku dan membuatku menyadari semua hal-hal buruk yang telah kulakukan. Dan terapis yang satu lagi selalu bilang padaku, 'Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja.' Ha ha ha," ujar Jesse.

Bahkan sejak kecil, kehidupan sekolah Jesse sama sekali tak semulus anak-anak seumurannya. Untuk mengalihkan perhatian Jesse dari hal-hal buruk, ia mulai bergabung dengan sebuah kelompok teater anak.

"Aku mulai bergabung dengan teater anak-anak ketika masih berusia tujuh tahun untuk keluar dari sekolah karena aku merasa tak cocok dengan mereka. Aku menghadapi masa-masa sulit di sekolah. Aku bahkan tidak naik kelas karena aku tiba-tiba menjadi gila. Tapi akting selalu membuatku tetap konsisten. Akting seperti obat penenang agar aku tak berbuat macam-macam. Jadi akting seperti cara yang paling nyaman untuk melewati hari," pungkasnya.

Jesse pun mulai meninggalkan teater dan bermain layar lebar setelah usianya 17 tahun. Namun ternyata, akting tak selalu menjadi yang utama bagi sang aktor. Jesse mengaku ingin mencoba melakukan pekerjaan lain. Seperti apa? Simak lengkapnya di artikel Hollywood Hot Profile selanjutnya! (dal/mmu)