Sujiwo Tejo Kritik Dinamika Sosial Masa Kini Lewat 'Balada Gathak Gathuk'

Sujiwo Tejo Kritik Dinamika Sosial Masa Kini Lewat 'Balada Gathak Gathuk'

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 15 Apr 2016 16:26 WIB
Foto: Penerbit Bentang Pustaka
Jakarta - Sukses menerbitkan 'Lupa Endonesa', Sujiwo Tejo kembali menerbitkan buku terbarunya yang diberi judul 'Balada Gathak Gathuk. Buku yang dirilis oleh penerbit Bentang Pustaka itu mengusung tema seputar isu-isu sosial budaya.

"Saya bisa berpuasa makan dan minum. Namun, menghadapi dinamika sosial masa kini, saya tak mau melakoni tapa bisu," kata Sujiwo.

Kali ini, ia menyentil berbagai persoalan masyarakat yang bobrok akibat korupsi dengan meminjam khasanah dari kitab klasik Jawa, 'Serat Centhini'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika pinjaman Serat Centhini saja tak cukup, saya menambah pinjaman dari Manuskrip Celestine tentang Sepuluh Wawasan yang ditemukan di pedalaman Peru. Bila masih kurang juga, tentu saja saya menambah pinjaman lidah dari dunia wayang," kata Sujiwo mantap.

Simak: Catalyst Art Market Jaring Seniman dan Ilustrator Muda untuk Berkreasi

'Balada Gathak Guthuk' mengisahkan tentang Gathak dan Gathuk yang tengah kelimpungan. Tanah Air mereka yang bernama Giri telah tumpas diganyang Mataram. Bahkan junjungan mereka pun, Raden Jayengresmi—keturunan Sunan Giri Perapen—pergi entah ke mana.

Gathak dan Gathuk pun galau. Mereka tak tahu harus mulai mencari dari mana. Tiba-tiba saja, Petruk terbang di atas sekerat tempe dan tahu untuk memberi petunjuk. Mereka harus berjalan ke barat. Perjalanan mereka rupanya penuh warna. Bahkan, sempat diundang masuk studio televisi untuk syuting acara talkshow yang tersohor se-Nusantara. Seluruh warga ikut termehek-mehek menyaksikan si kembar yang tampak frustrasi mencari tuannya.

"Saya menceritakannya dengan konteks kekinian dan dibalut dengan situasi sosial budaya dan politik Indonesia yang ada sekarang ini," katanya. Rencananya, buku ini akan terbit pada akhir April.

(tia/mmu)