Pujian Yang Tak Layak Diterima

Selasa, 21 Oktober 2014

Pujian Yang Tak Layak Diterima

Baca: Lukas 5:27-32

5:27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"

5:28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.

5:29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia.

5:30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"

5:31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;

5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."

Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat. —Lukas 5:32

Pujian Yang Tak Layak Diterima

Bahkan sebelum saya mampu membeli oven dengan pembersih otomatis, saya berhasil menjaga oven saya tetap bersih. Tamu-tamu yang pernah makan di rumah kami pun memberikan komentar, “Wah, ovenmu bersih sekali. Masih terlihat seperti baru.” Saya menerima pujian tersebut meski saya tahu saya tidak layak menerimanya. Oven saya bersih bukan karena saya rajin menggosok dan membersihkannya; oven itu bersih justru karena saya jarang menggunakannya.

Saya lalu merenungkan, seberapa sering saya telah menerima pujian yang sebenarnya tidak layak saya terima ketika orang memuji kehidupan saya yang “bersih”? Alangkah mudahnya bagi saya untuk memberikan kesan bahwa hidup saya saleh; cukup dengan melakukan hal-hal yang enteng, yang tidak memicu kontroversi, atau yang tidak menyinggung orang lain. Namun Yesus mengatakan bahwa kita harus mengasihi orang-orang yang tidak sependapat dengan kita, yang menganut nilai hidup yang berbeda, dan yang bahkan tidak menyukai kita. Kasih menuntut kita untuk turun tangan dan memperhatikan hidup orang lain dengan segala kerumitannya. Yesus berulang kali menegur para pemuka agama yang lebih memilih untuk menjaga reputasi daripada membangun iman umat yang seharusnya mereka perhatikan. Mereka menganggap Yesus dan murid-murid- Nya najis karena bergaul dengan para pendosa, padahal Yesus sebenarnya sedang berupaya menyelamatkan orang-orang tersebut dari jalan hidup mereka yang bobrok (Luk. 5:30-31).

Murid-murid Yesus yang sejati bersedia mempertaruhkan reputasi mereka demi menolong sesamanya keluar dari jerat dosa. —JAL

Ya Tuhanku, berilah aku hati yang berbelas kasih kepada mereka
yang terhilang dalam dosa. Tolonglah aku untuk tidak terlalu
memperhatikan apa pandangan orang lain atas diriku,
tetapi hanya agar nama-Mu saja yang dimuliakan.

Kristus mengutus kita ke tengah dunia untuk membawa orang lain masuk dalam hubungan pribadi dengan Dia.

Bagikan Konten Ini
1 reply
  1. galih
    galih says:

    kita tak layak menerima pujian, namun hanya ALLAH saja yang berhak menerima pujian dan memuliakan-Nya sampai selama – lamanya. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *