Jazz Masuk Desa, Ngayogjazz 2014 Kebanjiran Ribuan Orang

Perpaduan dua budaya berbeda menjadi sisi unik event yang diprakarsai oleh seniman Djaduk Ferianto ini. Niat untuk membumikan musik jazz dan mempromosikan desa dapat dilahap sekaligus lewat event tersebut.

Konsep acara juga dibuat semaksimal dan seunik mungkin. Ngayogjazz 2014 menyajikan lima panggung dengan nama khas bebunyian gamelan, yakni panggung Bang Bung, Dang Dung, Thang Thing, Ning Nong, dan Jrang Jreng.

Letak Desa Wisata Brayut yang cukup jauh dari kebisingan kota memberi sensasi lain dalam menikmati musik jazz, Sempat diguyur hujan selama beberapa saat, langit kembali cerah pada menjelang sore dan bersiap menyambut barisan panjang tamu yang baru datang.

Penonton Nayogjazz. ©Muhammad Nizar

Para musisi keren dari Yogyakarta hingga ibu kota tampil apik dalam panggung yang tersebar di beberapa titik desa Brayut. Bahkan, hampir semua panggung dipenuhi penikmat musik yang terdiri dari mahasiswa, ibu rumah tangga, dan anak-anak. Semua larut dalam suasana kebersamaan yang kental.

Salah satu performer paling dinanti, Dewa Budjana pun mengungkapkan apresiasinya terhadap gagasan cantik yang diusung dalam Ngayogjazz 2014. Ia senang kini masyarakat perlahan-lahan mulai membuka diri terhadap musik jazz yang selama ini cukup segmented.

"Kalo nggak ada Ngayogjazz nggak mungkin kita bisa main di tempat seperti ini. Saya senang jazz nggak hanya di kota besar, tapi bisa masuk desa," ujar Budjana kepada para penonton.

Simak Juga:

Ngayogjazz 2014, Hiburan Pas Untuk Kaum Alit Hingga Elite

Dukung Deklarasi Pangan, Iwan Fals 'Bakar' UI

Konser 'Jakarta Dekade' Bawa Penonton Mengarungi Masa Lalu

Pesta EDM Bercahaya Sunblast Ultragow, Pastikan Kamu Ada di Sana!

Personel B3 Jadi Sosialita Rempong di Konser MOX, Seru!