Perang Kata-Kata

Senin, 20 Oktober 2014

Perang Kata-Kata

Baca: Amsal 15:1-23

15:1 Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.

15:2 Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.

15:3 Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.

15:4 Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.

15:5 Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.

15:6 Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.

15:7 Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur.

15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

15:9 Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya.

15:10 Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.

15:11 Dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih hati anak manusia!

15:12 Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak.

15:13 Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.

15:14 Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan.

15:15 Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.

15:16 Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.

15:17 Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.

15:18 Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.

15:19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.

15:20 Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya.

15:21 Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus.

15:22 Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.

15:23 Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!

Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. —Amsal 15:1

Perang Kata-Kata

Pada 28 Juli 1914, Kekaisaran Austria-Hongaria mendeklarasikan perang terhadap Serbia sebagai pembalasan terhadap pembunuhan Adipati Franz Ferdinand dan istrinya, Sophie. Hanya dalam waktu 90 hari, negara-negara Eropa lainnya telah melibatkan diri dan mengambil sikap memihak demi menjunjung aliansi militer mereka sekaligus mengejar ambisi mereka masing-masing. Satu peristiwa tunggal akhirnya memicu pecahnya Perang Dunia I, salah satu konflik bersenjata paling berdarah di era modern.

Perang memang merupakan tragedi besar yang menggemparkan, tetapi hubungan kita dengan sesama dan ikatan kekeluargaan dapat menjadi retak hanya oleh sejumlah kecil kata-kata yang penuh kebencian. Yakobus menulis, “Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar” (Yak. 3:5). Kunci untuk menghindari konflik lisan dapat ditemukan dalam kitab Amsal: “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah” (15:1).

Sebuah ucapan yang sederhana dapat memulai pertengkaran besar. Ketika oleh anugerah Allah kita memilih untuk tidak membalas dengan kata-kata, sikap kita itu menghormati Yesus, Juruselamat kita. Ketika Yesus dilecehkan dan dihina, Dia sedang menggenapi nubuat Nabi Yesaya, “Dia dianiaya, tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut-Nya” (Yes. 53:7).

Amsal mendorong kita untuk mengucapkan kebenaran dan mengusahakan perdamaian melalui perkataan kita. “Lidah lembut adalah pohon kehidupan, . . . dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!” (15:4,23). —DCM

Perkataan yang ceroboh dapat memulai pertikaian,
Perkataan kasar dapat menghancurkan hidup seseorang,
Perkataan yang tepat waktu dapat mengurangi beban stres,
Perkataan penuh kasih bisa memulihkan dan memberkati. —NN.

Ya Tuhan, jadikanku alat yang menebarkan damai-Mu. Di mana ada kebencian, kiranya hamba menabur kasih.

Bagikan Konten Ini
5 replies
  1. melvin.tobondo @yahoo.co.id
    melvin.tobondo @yahoo.co.id says:

    Yah Tuhan Allah bapa kami yg berada didalam kerajaan surga, didiklah aku dan kuasai lah akal dan pikiranku agar aku dapat mengeluarkan kata-kta melalui lidahku yang dapat menyejukan sesama umatmu, terpujilah namamu bpa disurga, Amin.

  2. galih
    galih says:

    Ya TUHAN , berikan saya hikmat untuk berkata – kata maupun berbuat dengan tepat pada waktunya pada sesama, agar Engkau selalu dimuliakan dan menjadi berkat serta sukacita bagi semuanya. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *