kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45871,42   -2,70   -0.31%
  • EMAS1.336.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gangguan bipolar bisa dicegah dari keluarga


Kamis, 31 Maret 2016 / 15:14 WIB
Gangguan bipolar bisa dicegah dari keluarga


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pola asuh yang baik di keluarga menjadi kunci utama mencegah gangguan bipolar pada anak atau remaja. Meskipun ada anggota keluarga lain yang menderita bipolar, tapi penularan ke anak-anak bisa dicegah dengan pola asuh dalam keluarga yang penuh kasih sayang.

Bipolar merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya perubahan suasana hati atau mood. Gangguan bipolar muncul dalam periode tertentu dan sering kali tidak disadari penderitanya.

Dokter spesialis kedokteran jiwa dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, Endah Ronawulan mengungkapkan, gangguan jiwa bipolar bisa terjadi karena berbagai faktor.

“Sepertiga genetik, sepertiga pola asuh pada masa anak-anak atau remaja akhir, dan sepertiga lingkungan. Tidak bisa hanya karena satu faktor,” kata Endah dalam seminar Living Inside bipolar Mind di Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Jika diketahui ada orangtua atau saudara yang mengidap bipolar, maka seseorang berisiko lebih besar menderita bipolar. Dengan pola asuh dalam keluarga penuh kasih sayang, gangguan bipolar dapat dihindari.

“Saya punya pasien, orangtuanya gangguan, tetapi anaknya tidak gangguan. Ibunya tahu memiliki gangguan, tapi dia peduli dengan memberikan pola asuh yang bagus,” ujar Endah.

Pola asuh yang tidak baik misalnya, sering melakukan kekerasan pada anak sehingga ia tertekan. Kekerasan yang diterima bisa dalam bentuk fisik maupun verbal. Pola asuh demikian bisa memengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan perasaan atau emosi.

Psikolog Klinis dan Forensik Kasandra Putranto menambahkan, ada persepsi yang salah mengenai pola asuh oleh orangtua. Banyak orangtua berpikir bahwa mendidik anak harus keras sehingga anak tumbuh dengan mental baja dan sukses.

Kasandra mengatakan, tak ada penelitian yang membuktikan, pola asuh keras pada anak menjamin anak sukses dalam hidupnya.

"Anak itu ibaratnya ada yang mental batu, telur rebus, atau tahu. Kalau keluarga terus memberi tekanan pada batu, dia akan kuat. Kalau tekanan pada tahu, langsung hancur. Pola asuhnya penuh kasih sayang, tapi tegas, jadi anak juga tidak manja," kata Kasandra.

Pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan mengajarkan anak bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan. Lingkungan yang membuat anak stres bisa memicu terjadinya bipolar.

Menurut Endah, gangguan bipolar kebanyakan terjadi pada usia remaja atau remaja akhir. Jika sudah terjadi gangguan bipolar, tanda-tandanya yaitu, mengalami perubahan mood. Orang dengan bipolar sewaktu-waktu mengalami manik (mania) dan depresi.

Saat episode manik, mereka akan terlihat saangat energik. Namun, saat depresi, mereka akan terlihat sangat sedih, murung, atau sangat berkebalikan dengan episode manik.

(Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×