Berita Jepang | Japanesestation.com

Sebuah studi di Jepang yang dirilis Office of National Statistics menyoroti manfaat kesehatan dari mengikuti diet masyarakat Jepang.

Diet Jepang: Rahasia Umur Panjang Wanita
Selain makan ikan, wanita Jepang juga terbiasa mengonsumsi teh hijau, sayur serta buah. (iStock)

Menurut studi, wanita Jepang memiliki harapan hidup tertinggi dari semua wanita dari seluruh negera di dunia dengan rata-rata 86,4 tahun. Sebagian wanita Jepang memakan ikan, sayuran, dan minum teh hijau. Tidak mengherankan, jika gaya hidup sehat ini memengaruhi harapan hidup mereka. Pakar diet Sevenoaks Medical Centre dari London Bridge Hospital, Muriel Gall, mengatakan jika pola makan masyarakat Jepang, sangat bermanfaat bagi kesehatan. Menurut statistik terbaru, tiap orang di Jepang mengonsumsi lebih dari 70 kilogram ikan per tahun. Muriel Gall menyoroti manfaat utama mengonsumsi ikan lebih banyak. "Sebagian besar ikan rendah lemak jenuh, sehingga berefek positif pada kesehatan jantung dan penurunan berat badan,” ujar Gall, dilansir Female First. Lebih lanjut, Gall menambahkan, konsumsi ikan lebih banyak dari protein hewani lain, seperti daging dalam seminggu akan membantu mengelola kadar kolesterol. “Minyak ikan, salmon, sarden, dan mackerel kaya omega-3. Makan ikan juga membantu mengurangi risiko stroke dan serangan jantung," ungkapnya. Selain budaya memakan ikan, Jepang juga memiliki budaya yang kuat untuk mengonsumsi teh. Teh hijau kaya akan antioksidan yang dapat membantu mencegah penumpukan lemak di pembuluh darah, sehingga mencegah tekanan darah menjadi tinggi. Tidak hanya itu, diet Jepang juga ditandai dengan asupan tinggi sayuran seperti jamur, rumput laut, biji-bijian, dan produk kedelai. "Makan lebih banyak sayuran dan buah dapat membantu mengurangi risiko penyakit stroke dan kanker, karena keduanya tinggi antioksidan dan kandungan serat. Idealnya, kita harus makan minimal lima porsi sayuran dan buah," tambah Gall. Tidak hanya itu, masyarakat Jepang juga menganut pepatah "hara hachi bu", yang berarti "berhenti makan ketika Anda merasa kenyang". Pepatah ini, ternyata sudah lama diterapkan oleh masyarakat Jepang. Ukuran porsi makanan yang lebih kecil dan asupan kalori yang lebih rendah mempengaruhi kesehatan dan umur panjang masyarakat Jepang. "Saat kita makan cepat selama 15-30 menit, tubuh kita akan otomatis menandai jika kondisinya telah kenyang. Tetapi, kebiasaan buruk kita adalah terlalu sering makan lebih dari seharusnya yang kita butuhkan,” papar Gall.