Yesus Yang Lemah Lembut

Minggu, 14 September 2014

Yesus Yang Lemah Lemb ut

Baca: Matius 18:1-10

18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"

18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka

18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

18:7 Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.

18:8 Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.

18:9 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.

18:10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. —Matius 18:3

Yesus Yang Lemah Lemb ut

Charles Wesley (1707-1788) merupakan seorang penginjil Metodis yang telah menulis lebih dari 9.000 himne dan puisi rohani. Beberapa diantaranya seperti: O for a Thousand Tongues to Sing (Beribu Lidah Patutlah) merupakan himne yang agung dan megah. Namun puisi karyanya yang berjudul Gentle Jesus, Meek and Mild (Yesus, Lemah Lembut dan Pengasih), yang terbit pertama kali pada tahun 1742, merupakan doa seorang anak kecil yang merangkum pentingnya setiap dari kita untuk mencari Tuhan dengan iman yang tulus dan sederhana.

Yesus yang penuh kasih,
Domba Allah yang lemah lembut,
Ke dalam tangan kasih-Mu kuberserah,
Bentuklah aku, Juruselamat,
sesuai dengan kehendak-Mu,
Tinggallah selalu dalam hatiku.

Saat sejumlah murid Yesus sedang mengincar posisi dalam Kerajaan-Nya, Yesus “memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga’” (Mat. 18:2-3).

Tidak banyak anak yang mengincar posisi dan kekuasaan. Sebaliknya, mereka merindukan penerimaan dan perlindungan. Mereka bergantung kepada orang-orang dewasa yang mengasihi dan memperhatikan mereka. Yesus tidak pernah mengabaikan anak-anak.

Bait terakhir dari puisi Wesley memperlihatkan kerinduan seperti yang dirasakan seorang anak kecil untuk menjadi seperti Yesus: “Maka kuingin memuji-Mu / Melayani-Mu sepanjang hariku; / Agar dunia bisa selalu melihat / Kristus, Sang Anak Kudus ada di dalamku.” —DCM

Bapa, beriku iman seperti seorang anak. Aku ingin mengenal
kasih-Mu dan perhatian-Mu, dan bersandar dalam dekapan-Mu.
Beriku kerinduan untuk menjadi seperti-Mu dalam tiap langkah
hidupku agar aku menjalani hidup yang memuliakan-Mu.

Iman bersinar paling terang dalam hati yang tulus seperti hati seorang anak kecil.

Bagikan Konten Ini
2 replies
  1. Lia Junita
    Lia Junita says:

    Berbicara soal iman seorang anak, saya jadi teringat anak murid saya kelas 2 SD. Mereka berkata bahwa Tuhan itu baik. Bagi saya itu menjelaskan bahwa meskipun mereka belum begitu mengenal Tuhan, tapi mereka percaya. Bukan hanya yang mengajar saya, tapi mereka mengajarkan kepada saya untuk mempunyai iman kepada Tuhan seperti mereka. :’)

  2. galih
    galih says:

    PUJI TUHAN, HALELUYA, seperti anak kecil meminta perlindungan, pertolongan pada orang tua/orang dewasa, demikian pula kita, TUHAN selalu rindu kita untuk meminta kasih, perlindungan, pertolongan,dsb kepada-Nya dan Dia selalu memberikannya melalui cara – cara yang tidak kita ketahui/ kita tidak mengerti serta kasih-Nya yang tak terhingga menyertai kita semua senantiasa. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *