Netflix Serbu Indonesia, Menkominfo Siap Ubah Aturan

Netflix Serbu Indonesia, Menkominfo Siap Ubah Aturan

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Kamis, 07 Jan 2016 17:09 WIB
Menkominfo Rudiantara (rou/inet)
Jakarta -

Menkominfo Rudiantara ikut angkat bicara soal kehadiran layanan streaming film Netflix di Indonesia. Menurutnya, ia tak mau bersikap reaktif menghambat kemajuan teknologi asalkan bermanfaat bagi masyarakat.

"Teknologi itu selalu mendobrak kemapanan," kata menteri urusan ICT yang akrab disapa Chief RA itu, usai blusukan menemui komunitas akar rumput di bilangan Tebet Dalam, Jakarta, Kamis (7/1/2015).

Menurutnya, dengan kehadiran layanan seperti Netflix, mau tidak mau pemerintah harus bisa menyikapinya dengan bijak. Kalau perlu mengubah aturan main di lintas industri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagaimana kita deal dengan teknologi seperti Netflix ini, kita harus lihat kemaslahatannya terhadap masyarakat Indonesia lebih banyak atau enggak," kata Rudiantara.

"Jangan sampai yang namanya aturan menghalangi kemajuan ataupun manfaat bagi masyarakat. Jangan juga for the sake of masyarakat, teknologi jadi dilarang. Hal seperti ini banyak stakeholder-nya, nggak cuma Kominfo, tapi juga penyedia internet dan lain-lain. Ini implikasinya banyak. Kalau regulasinya harus diubah ya diubah," paparnya lebih lanjut.

Dengan kemajuan teknologi saat ini yang merambah semua bidang sektor industri, menteri pun menilai memang sudah tugasnya pemerintah untuk mengantisipasi perubahan dan membuatkan aturan mainnya.
 
"Bagaimana dengan tatanan yang ada? Pemerintah sebagai regulator harus menata semua agar berimbang. Tidak bisa tidak, ya harus diterima. Tapi jangan sampai industri yang ada mati semua. Jangan sampai dadakan," kata Chief RA.

Menkominfo pun akan membahas soal tren industri konten ini bersama dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Selain itu, ia juga akan membicarakannya dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

"Kontennya harus bicara lagi dengan Pak Anies karena konten film ada di Dikbud. Kalau larinya ke penyiaran nanti kita bicara dengan KPI. Ini sedang saya coba tata. Hanya teknologi yang bisa meningkatkan efisiensi," pungkasnya.

Netflix sendiri telah resmi hadir di Indonesia sejak 7 Januari 2015 ini.‎ Indonesia merupakan salah satu dari 130 negara yang ikut menjadi bagian dari ekspansi bisnis perusahaan yang asal Los Gatos, California, Amerika Serikat itu.

Di negara asalnya, biaya berlangganan per bulan Netflix mulai dari USD 7,99 untuk paket basic, USD 9,99 untuk paket standar dan USD 11,99 untuk paket premium. Sementara di Indonesia, layanan ini memberlakukan tarif yang sama.

Untuk paket basic Rp 109 ribu, paket standard Rp 139 ribu, paket premium Rp 169 ribu. Namun untuk bulan pertama, Netflix memberikan akses gratis selama sebulan setelah pengguna melakukan registrasi.

Setelah berlangganan, pengguna dapat menyaksikkan Netflix di berbagai perangkat, mulai dari smartphone, tablet, desktop, smart TV hingga konsol game. Selain film layar lebar, ada banyak judul serial yang dapat dinikmati.

Dan ditahun 2016 ini, Netflix berencana akan menghadirkan 31 film seri baru yang dibuat sendiri. Selain itu ada dua lusin film dan dokumenter yang akan tayang. Serta sejumlah tayangan komedi dan untuk anak-anak.

(rou/fyk)