GEOSPACE Tampilkan 100 Karya Seniman Indonesia di Singapore Art Book Fair 2016

GEOSPACE Tampilkan 100 Karya Seniman Indonesia di Singapore Art Book Fair 2016

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 31 Mar 2016 14:22 WIB
Foto: Dok.Studio Geometry
Jakarta - Di ajang Singapore Art Book Fair 2016, GEOSPACE memperkenalkan sekitar 100 karya seniman dan desainer muda Indonesia. GEOSPACE merupakan wadah bagi insan kreatif muda dan merupakan hasil kurasi tim Studio Geometry, penerbit independen yang berfokus pada budaya kreatif.

Publisher dari Studio Geometry, Primo Rizky mengatakan GEOSPACE menjadi wadah yang dibentuk untuk mempromosikan para seniman ke publik yang lebih luas. "Kami mengumpulkan individu kreatif dalam bidang seni, desain, musik, film, sastra, fotografi, dan lainnya yang terkait. Wadah ini diejawantahkan ke dalam bentuk pop-up exhibition and store," katanya dalam keterangan pers kepada detikHOT, Kamis (31/3/2016).

Dalam edisi perdana, GEOSPACE membawa lebih dari 20 insan kreatif. Di antaranya terdiri dari seniman visual, ilustrator, desainer grafis, mode, dan produk, fotografer, musisi, serta sastrawan muda. Di antaranya, Resatio, Ruth Marbun, Jordan Marzuki, Naela Ali, Ayu Larasati, Astrid Prasetianti, Fika Julia, Rain Chudori, Gema Semesta, Ariel Victor, Citra Marina, Dwel Pottery, Derau, Purana, The Murmur House, Rally The Troops, Future of the Past, Srou Studio, Batik Fractal, Helat Tubruk, dan Kolibri Rekords.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak: Menjamurnya KPop, Seniman Danni Febriana Bikin Lukisan Song Hye Kyo

Karya yang dipamerkan dan dijual dalam GEOSPACE yakni buku seni kolase 'Visual Thief' karya Resatio, art prints dari ilustrasi cat air karya Ruth Marbun, buku cerita non-linear 'Into The Unknown' karya Jordan Marzuki, pengeras suara keramik karya Dwel Pottery, dan produk batik yang dibuat dengan rumus matematika karya Batik Fractal.



Ruth Marbun mengatakan seniman independen butuh perpanjangan tangan, terutama di luar proses berkarya. "Dengan hadirnya GEOSPACE sebagai platform yang merepresentasikan karya-karya dari insan seni tanpa 'payung' ini, dan membantu dari segi komersil, akan membuka kesempatan baru untuk dapat melihat dan dilihat oleh dunia," ujar seniman yang akrab disapa Utay.

Baca Juga: Pameran Tunggal Anton Ismael Dibuka 1 April

Perwakilan dari Singapore Art Book Fair Qingyi Kiu mengatakan di tahun ketiga, penyelenggara perlu merepresentasikan dunia kreatif dan desain secara lebih luas. " Kami mengundang Studio Geometry dengan konsep GEOSPACE yang dimiliki untuk menambah keberagaman dunia desain Asia Tenggara. Meski tergolong baru, kami berharap publik internasional terutama Singapura dapat belajar banyak dari apa yang ditawarkan GEOSPACE," ujarnya.

Singapore Art Book Fair merupakan ajang pameran tahunan khusus bagi buku, zine, dan karya seni kontemporer. Pertama kali dimulai pada 2013 sebagai kolaborasi toko buku independen BooksActually dan konsultan kreatif HJGHER. Singapore Art Book Fair pun telah berkembang menjadi ajang pameran buku yang cukup diperhitungkan di Asia Tenggara.

(tia/mmu)