TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo mengungkapkan, pada tahun 2016 kemungkinan pemerintah memulai pembangunan jalan kereta api (KA) di Tanah Papua dari wilayah Sorong, Papua Barat.
"Kemarin baru saja kita buka jalur kereta api di Sulawesi, nanti tahun ini di Papua," kata Presiden dalam pertemuan dengan warga masyarakat Distrik Kais Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Jumat 1 Januari 2016.
Presiden Jokowi awalnya memperkirakan studi kelayakan pembangunan jalur KA di Papua akan selesai dalam waktu setahun namun ternyata tidak dapat diselesaikan dalam setahun. "Tidak apa-apa, yang penting jalur ini bisa dibangun. Kemungkinan besar dimulai di Sorong. Daerah lain jangan jadi marah," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi kembali menyatakan seluruh kabupaten di Papua ditargetkan pada 2018 sudah tersambung semua melalui jalur darat. "Dan mohon doa restu tahun ini moga-moga jalur kereta api juga sudah mulai dibangun," kata Presiden.
Kepala Negara menyebutkan selama empat hari terakhir dirinya berada di Papua dan Papua Barat dan berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya mulai dari Merauke, Wamena, Nduga, Timika, Rajaampat dan Sorong. "Semakin sering saya ke Tanah Papua, semakin saya tahu bahwa Papua adalah surga kecil yang diturunkan ke bumi," kata Jokowi.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya semakin tahu dengan kondisi masyarakatnya yang baik-baik dan ramah-ramah.
Dalam kunjungan ke Sorong, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga mengunjungi Pabrik Sagu Perum Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan.
Presiden bersama Ibu Negara didampingi Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar, berkeliling melihat proses pengolahan sagu.
Presiden berharap pabrik sagu itu akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. "Dan yang bekerja berasal dari lngkungan masyarakat sekitarnya," kata Presiden. Pembangunan pabrik dimulai 2013 dan telah dinyatakan selesai pembangunannya pada akhir Desember 2015. Tiga bulan selanjutnya akan dilakukan "comissioning" di pabrik sebelum pabrik beroperasi penuh.
Kapasitas produksi tepung sagu sebanyak 100 ton per hari dengan bahan baku 5.000 sampai 6.000 potong tual per hari. Tual adalah potongan batang sagu sepanjang satu meter. Rendemen diperhitungkan 15 persen dan limbahnya 85 persen.
Pada tahun 2012 saat sebelum pabrik sagu dibangun, harga jual sagu adalah Rp5.200 per kg sampai Rp6.500 per kg. Akhir 2015 harga pasaran tepung sagu di Jawa mencapai Rp6.800 per kg.
Harga ini tentu akan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan tepung sagu untuk bahan pangan secara nasional, bahan baku industri lainnya di dalam dan luar negeri.
Dari total investasi sebesar Rp150 miliar dan tenaga kerja lebih kurang 40 orang di pabrik serta 400-600 orang di lahan-lahan hutan sagu, maka pabrik sagu Perhutani itu ditargetkan akan memberikan kontribusi pendapatan ke perusahaan Rp100 miliar per tahun, dan juga akan menjadi pemicu penggerak ekonomi wilayah Sorong Selatan.
ANTARA