Tidak Ada Gereja yang Sempurna

Oleh: Gracea Elyda S Sembiring

tidak-ada-gereja-sempurna

Masih teringat jelas dalam memori bagaimana aku pertama kali dimuridkan dalam sebuah PMK. Saat itu aku baru pertama kali merantau. Senang rasanya bisa jadi bagian dalam persekutuan itu. Sikap-sikapku banyak yang diubahkan melaluinya.

Namun, mungkin karena melihat banyak hal yang baik dalam persekutuan di kampus itu, aku mulai tidak puas dengan gerejaku sendiri. Aku tidak lagi tertarik beribadah di sana. Aku mulai mempermasalahkan sistem pelayanan di gereja, dan berdebat dengan orangtuaku yang melayani di sana.

Awalnya, aku semangat ingin membawa perubahan. Aku suka menanyakan bagaimana saat teduh teman-teman di gereja, apakah ada hal yang bisa kudoakan untuk mereka. Tapi, aku malah dianggap sok suci. Pernah aku coba menawarkan bahan saat teduh yang dapat mereka gunakan, tanpa dikenakan biaya, tapi ditolak. Aku kecewa berat. Apalagi saat kemudian aku melihat bagaimana kehidupan para pengurus di gereja. Mulailah aku menghakimi mereka. Aku mengkritik cara rapat mereka, ketidaktepatan waktu mereka, pergaulan mereka, studi mereka, dan sebagainya.

Tuhan menegurku melalui sebuah buku yang ditulis oleh Rick Warren, The Purpose Driven Life. Dalam bab yang ke-21 dari buku itu, sebuah kalimat menyentakku: “Adalah tanggung jawabmu untuk melindungi kesatuan gerejamu”. Kesatuan adalah jiwa persekutuan. Dalam saat-saat terakhir-Nya sebelum ditangkap, inilah yang menjadi doa Yesus bagi murid-murid-Nya. Kasih dan kesatuan dalam tubuh Kristus adalah suatu kesaksian yang sangat kuat bagi dunia. Jika aku meninggalkan gereja hanya karena perbedaan yang kulihat, bukankah itu tindakan yang sangat bodoh dan tidak dewasa? Aku memang masih bertahan di gereja itu, namun sikapku sinis dan penuh kritik. Dalam hati aku berkata, “Aku akan tetap beribadah di sini, tapi tidak akan terlibat dalam pelayanan.” Tuhan menyadarkanku, betapa mengerikannya sikapku saat itu. Sombong, dan sangat tidak dewasa. Betapa aku perlu belajar tentang makna persekutuan yang sejati.

Dalam buku yang sama, Warren menasihati setiap orang Kristen untuk bersikap realistis dengan harapan-harapan yang kita miliki. Kita harus mengingat bahwa gereja dibentuk dari orang-orang berdosa, termasuk diri kita sendiri. Sebab itu, bisa saja kita saling melukai, entah itu secara sengaja maupun tidak. Wajar jika kita kecewa, mengalami konflik, atau merasa tidak puas. Namun, meninggalkan gereja bukanlah solusi untuk kekecewaan atau ketidakpuasan kita. Saat kita pindah ke gereja lain, kita mungkin akan kecewa lagi, karena memang tidak ada gereja yang sempurna. Akan lebih menolong jika kita tidak “lari” dari masalah, tetapi justru menghadapi masalah tersebut. Bila ada konflik, bereskan hingga tuntas. Jika sebuah gereja harus sempurna untuk memuaskan kita, kesempurnaan itu akan melarang kita untuk menjadi anggotanya, karena kita sendiripun tidak sempurna.

Saat ini aku melanjutkan studi di Surabaya dan aktif di salah satu gereja. Bersyukur bahwa aku bisa menikmati hubungan persahabatan yang baik dengan orang-orang di gereja ini. Aku mendapat kesempatan melayani, dan bahkan membagikan pengalaman pelayananku di PMK dulu. Dengan kasih, bukan penghakiman, orang-orang ternyata lebih terbuka untuk bertumbuh. Beberapa rekan kini bahkan menyatakan kerinduan mereka untuk memulai pemuridan di gereja, dan mulai membawa hal itu sebagai wacana dalam rapat-rapat pengurus!

Mungkin banyak di antara kita yang ingin berbuat sesuatu di gereja kita, tapi terhalang oleh perbedaan-perbedaan pendapat yang ada. Mari ambil satu langkah untuk masuk di tengah gereja. Bukan untuk menghakimi dan menunjukkan bahwa kita lebih baik dari orang lain, tetapi untuk menjadi garam di sana, bertumbuh bersama. Mari bersyukur atas persekutuan yang kita miliki. Tuhan sudah menempatkan kita di sana, Dia juga yang akan berkarya di tengah persekutuan anak-anak-Nya.

Dietrich Bonhoeffer pernah menulis: “orang yang lebih menyukai impiannya akan sebuah komunitas Kristen daripada komunitas Kristen itu sendiri menjadi para perusak komunitas Kristen… mungkin yang kita dapatkan dalam persekutuan dengan sesama orang Kristen bukanlah pengalaman yang hebat atau hal-hal yang memperkaya hidup kita, tetapi justru banyak kekurangan, iman yang lemah, dan kesulitan. Namun, bila kita tidak mengucap syukur setiap hari atas persekutuan yang kita miliki, dan sebaliknya terus mengeluh kepada Tuhan betapa picik dan tidak bergunanya segala hal dalam persekutuan itu, kita sebenarnya sedang menghalangi Tuhan untuk membuat persekutuan kita bertumbuh …”

Kiranya Tuhan menolong kita untuk makin mencintai gereja-Nya.

Bagikan Konten Ini
13 replies
  1. nitha
    nitha says:

    Terima kasih ka gracea utk postingannya yg sgt mmbngun dan mmbuka sudut pandangku ttg apa arti mengasihi tanpa menghakimi, krna gada satupun greja yg sempurna.. Ttp kita dsempurnakan oleh bapa gereja kita yesus kristus.

  2. Trumpet EZRA
    Trumpet EZRA says:

    Terimakasih Grace
    Mari tetap semangat membawa perubahan untuk kebaikan.
    Walaupun hanya kelihatan berjalan sendirian, tapi yakin lah, jika di jalan benar, akan baik adanya
    GBU
    Ezra Poerba

  3. gracea Sembiring
    gracea Sembiring says:

    nitha : gereja dibentuk oleh orang-orang yang tidak sempurna, jika gereja itu sempurna maka gereja itu yang akan menolak kita karena kita sendiri pun tidak sempurna. semangat untuk mengasihi dengan tulus 🙂

    Ezra : banyak sifat dan karakter yang ada di jemaat-jemaat gereja, yang perlu kita lakukan adalah meminta pertolongan kepada Tuhan untuk boleh dengan hikmat dan bijak dalam merespon setiap sifat dan karakter itu.
    selamat melayani di gereja-Nya bang ezra 🙂

  4. Paul
    Paul says:

    Thanks..
    Tuhan buat suatu perbedaan adalah untuk buat kita merasakan kekuatan dari persekutuan, bukan untuk hancur dalam perpecahan.

    Tuhan Yesus memberkati

  5. Natalia Susaba
    Natalia Susaba says:

    Puji Tuhan, saya bersyukur sy boleh dikuatkan biarlah sy juga mendapat pertolongan dr Allah dlm melaksanakan tugas pelayanan dlm gereja kami.

  6. sanny
    sanny says:

    Thanks utk postingannya..
    Sgt membantu sy dalam membina pengurus pemuda yg bervariasi sifat dan karakternya.

  7. Stefanus Lucky
    Stefanus Lucky says:

    Setuju..
    Segala sesuatu yg terjadi memang terjadi atas suatu tujuan.. Bukan suatu kebetulan mbak Gracea ditempatkan di komunitas Gereja dng kondisi seperti itu.. Tuhan sudah punya maksud sejak awal..
    Mencoba berpikir, seandainya mbak Gracea “lari” dari Gereja tsb, siapa yg mau berdoa buat Gereja tsb..? Yesus pun perlu menjadi manusia dan hidup bersama manusia dalam misi perubahan dunia yg Dia lakukan 1984 th lalu..

    Bicara soal buku Rick Warren, itu juga buku yg saya baca (The Purpose Driven Life)..

  8. yonathan
    yonathan says:

    Makasih renungannya kak. Kalo di greja sendiri kita mau melayani tp kita ditolak, itu gmn? Pdahal Tuhan gak pernah nolak kita untuk melayani Dia

  9. demis
    demis says:

    Terima kasih buat sharingnya kak gracea yang boleh menegur saya kalau ternyata sikap yang saya ambil sangat bodoh dan tidak dewasa, kembali diingatkan dalam semuanya itu Kristuslah yang kita layani bukan sekedar pribadi orang-orang di gereja yang “menjengkelkan”, bahwa memang gereja adalah kumpulan orang-orang sama seperti kita semua yang adalah orang berdosa yang rentan untuk saling melukai satu sama lain tapi kita punya Kristus sumber kekuatan dan pemulih dalam hidup kita. Bahwa semua usaha kita tidak sia-sia dalam Dia :d

  10. Yoseph
    Yoseph says:

    Terima kasih Grace utk sharingnya. Sedikit menambahkan bahwa memang gereja tidaklah sempurna, tetapi gereja yang sehat ialah gereja yang membawa jemaat semakin dekat dengan Allah dan semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Sekarang banyak gereja yang tidak berfokus pada kerajaan Allah

  11. Mickey
    Mickey says:

    Trims atas topik penting tersebut, mengenai persekutuan antara saudara saudari di dalam Kristus. God bless you and your church Gracea 🙂

  12. gracea sembiring
    gracea sembiring says:

    hi stefanus lucky
    keep reading ya dek, bukunya bagus sekali dan banyka menolong untuk menemukan apa sebenarnya tujuan Allah saya ada di dunia ini.

    hallo Yonathan!!
    jangan jadikan penolakan itu menjadi alat pelarian km dr gereja itu. mungkin secara teknis kita tdk terdftar dlm kepengurusan/tim pelayanan gereja, tp kita bisa melayani pribadi2 orang2 di gereja itu melalui sharing dgn mereka mungkin, mendoakan mereka dan maaih banyak hal yang bisa kita lakukan disana. tetap semangat Yonathan
    God leads u

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *